BIMATA.ID, Jakarta- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah tengah mempersingkat target kemiskinan ekstrem yang awalnya tuntas pada 2030, menjadi tahun 2024 melalui pembangunan berkelanjutan atau Sustainable development goals (SDGs) yang didalamnya mencantumkan target penurunan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen.
“Di situ memuat komitmen global untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem pada tahun 2030. Namun, Presiden menugaskan untuk dapat menuntaskannya enam tahun lebih cepat, yaitu akhir tahun 2024,” ujar Ma’ruf, yang juga menjadi Ketua Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Bank Dunia juga mengkatagorikan kemiskinan ekstrem yakni warga yang berpenghasilan kurang dari 1,9 dollar AS per hari. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14 persen. Kemudian, jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang, meningkat 1,12 juta orang terhadap Maret 2020.
Dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok program penurunan beban pengeluaran rumah tangga miskin dan kelompok program untuk peningkatan produktivitas masyarakat miskin. Pada tahun anggaran 2021, kata Ma’ruf, anggaran program dan kegiatan untuk pengurangan beban pengeluaran melalui bantuan sosial (bansos) dan subsidi mencapai Rp 272,12 triliun.
“Saat ini pemerintah melalui berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sudah melaksanakan banyak program yang terbagi dalam dua kelompok utama,” kata Ma’ruf.
Selain itu juga pemerintah akan memastikan rumah tangga miskin ekstrem menerima manfaat seluruh program tersebut.
(ZBP)