BIMATA.ID, Jakarta – Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim meminta, agar Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Republik Indonesia (RI) minta maaf terkait pengecatan pesawat Kepresidenan RI yang memakan biaya sampai Rp 2 miliar.
Sebab, tidak tepat menggunakan anggaran sebesar itu hanya untuk mengecat pesawat di tengah kesulitan rakyat akibat pandemi.
“Sebaiknya jajaran Kemensetneg minta maaf saja secara terbuka kepada masyarakat. Akui khilaf dan tidak punya sensitifitas terhadap penderitaan rakyat akibat pandemi Covid-19,” kata Luqman, Selasa (03/08/2021).
Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menyebutkan, jauh lebih bermanfaat jika uang Rp 2 miliar tersebut dipakai untuk bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
“Harusnya anggaran pengecatan ulang pesawat Kepresidenan kalau dibelikan beras dan dibagi ke masyarakat di tengah situasi sulit sekarang ini, tentu lebih bermanfaat,” tandas Luqman.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VI ini merasa heran, alasan Pemerintah RI mengenai pengecatan pesawat sudah diwacanakan sejak 2019. Dia menilai, seharusnya pengecatan juga dilakukan di tahun yang sama saat pandemi belum masuk ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Itu penjelasan ngawur. Kalau anggaran 2019, harusnya pelaksanaannya 2019 juga,” pungkas Luqman.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) RI, Heru Budi Hartono menyampaikan, anggaran untuk pengecetan pesawat dan bahan kurang lebih dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 2 miliar.
“Kurang lebih segitu (Rp 2 M) bahan cat dan pengecatan,” ujar Heru.
Dia menjelaskan, pengecatan tersebut sudah direncanakan sejak 2019. Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-75 di tahun 2020.
“Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ. Namun, pada tahun 2019 pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan Pesawat RJ,” jelas Heru.
Kemudian dia juga menerangkan, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi. Sehingga, jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu.
“Perawatan rutin Pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan,” terang Heru.
Dia pun menepis kabar bahwa pengecatan merupakan foya-foya keuangan negara di tengah pandemi. Sebab, hal tersebut sudah direncanakan sejak 2019 dan diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara.
“Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN,” imbuh Heru.
[MBN]