Pemkab Gowa Ajak Daerah Lain Kembalikan Ekosistem Gunung Bawakaraeng
BIMATA.ID, Makassar – Pemkab Gowa berkomitmen untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem di Gunung Bawakaraeng. Gunung ini memiliki posisi penting sebagai sumber penyimpanan air dan penyanggah ekosistem bukan hanya untuk Kabupaten Gowa, tetapi juga beberapa daerah lain di sekitarnya.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan pada saat menjadi narasumber dialog singkat “Poterangi Gunung Bulu Bawakaraeng ri Memangnganna” secara virtual di Rumah Jabatan Bupati Gowa, Selasa (24/8/2021) kemarin.
Adnan mengatakan, untuk menjaga Gunung Bawakaraeng, harus dilakukan secara bersama-sama. Bukan lagi tanggung jawab satu atau dua kelompok, termasuk pemerintah saja.
“Ini adalah kepentingan kita bersama. Oleh karena itu, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dan kota ikut bersama mengambil suatu keputusan dan satu suara dalam menjaga Gunung Bawakaraeng. Tentunya dengan memperhatikan masukan dari masyarakat,” ujarnya.
Adnan menjelaskan bahwa sesuai UU No. 23 Tahun 2014 di Pasal 14, kewenangan pemerintahan di bidang kehutanan hanya dibagi menjadi pemerintah pusat dan provinsi sehingga Pemerintah Kabupaten Gowa dinilai agak kesulitan ketika ingin membuat kebijakan yang komprehensif terkait Gunung Bawakaraeng.
Tetapi Pemkab Gowa tidak dapat berlepas tangan begitu saja. Karena Gunung Bawakaraeng adalah salah satu simbol yang identik dengan Kabupaten Gowa, maka tetap ada upaya – upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk turut andil dalam pengelolaan Gunung Bawakaraeng ini.
“Pos tim terpadu terus kita siagakan baik di waktu normal, maupun ketika ada kondisi luar biasa. Hal ini agar para pendaki terus memperhatikan standar keaamanan dan keselamatan yang ada. Juga untuk menjaga kebersihan Gunung Bawakaraeng,” tutur bupati dua periode ini.
Terkait dengan adanya 3 orang pendaki yang meninggal dunia saat melakukan pendakian pada 17 Agustus, Adnan menyampaikan turut berbelasungkawa dan meminta agar seluruh akses pendakian Gunung Bawakaraeng untuk sementara ditutup untuk umum.
“Kami sejak tanggal 13 Agustus melalui tim terpadu sudah menutup jalur pendakian. Hasil koordinasi dengan BMKG pada 13 sampai 19 itu akan ada cuaca ekstrem. Makanya kita langsung membuat pos penyekatan untuk menghadang masyarakat yang ingin mendaki,” ungkapnya.
“Saya sudah menyampaikan ke Plt Gubernur tentang hal ini. Diharapkan pemerintah provinsi sebagai fasilitator, mengumpulkan kabupaten yang berada di sekitar Gunung Bawakaraeng untuk duduk bersama menghasilkan kesepakatan terkait pengelolaannya,” harap Adnan.
Adnan menegaskan, bahwa jalur pendakian di Gunung Bawakaraeng hingga saat ini ditutup sementara untuk umum.
“Pertama untuk mengembalikan ekosistem di Gunung Bawakaraeng. Kita bersihkan dahulu lingkungan di sana dari sampah, kemudian kembalikan ekosistemnya seperti dulu. Setelah itu kita akan duduk bersama membuat regulasi yang jelas untuk menjaga Gunung Bawakaraeng,” tutupnya
(HW)