BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mewisuda 1.210 lulusan satuan pendidikan tinggi lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, secara daring, Rabu (25/8/2021). KKP selama ini menyelenggarakan pendidikan tinggi dan menengah dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan dan perikanan.
Para wisudawan terdiri dari Magister Terapan Perikanan sebanyak 26 orang, Sarjana Terapan Perikanan/Program Diploma IV sebanyak 387 orang, Ahli Madya Perikanan/Program Diploma III sebanyak 749 orang, serta Ahli Pratama Perikanan/Program Diploma I sebanyak 48 orang.
Menteri Trenggono mengatakan, pendidikan tinggi di lingkungan KKP menerapkan sistem pendidikan vokasi di bidang kelautan dan perikanan yang mencetak lulusan unggul dan berjiwa wirausaha, sehingga lulusan siap kerja dan dapat diterima dengan mudah di dunia usaha dan industri.
“Dunia usaha dan industri akan tumbuh jika sumber daya manusianya unggul, berkembang dan berkualitas sesuai yang diperlukan, karenanya peningkatan sumber daya manusia kelautan dan perikanan menjadi prioritas dalam membangun sektor kelautan dan perikanan di Indonesia,” ujarnya.
Menteri Trenggono menegaskan, KKP berkomitmen penuh dalam meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan menyelenggarakan pendidikan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana Teaching Factory (TEFA), sehingga memungkinkan peserta didik dapat merasakan langsung lingkungan dan suasana kerja baik di sektor budidaya perikanan, pengolahan maupun kapal penangkap ikan.
Bekal dan pengalaman nyata ini diharapkan mampu mempersiapkan lulusan yang memiliki kompetensi, ilmu, dan keterampilan yang baik.
“Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia menjadi SDM yang berkapasitas, eksplorasi bahan mentah menjadi pengolahan dan peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam, dan inovasi teknologi sebagai alat bantu yang dapat memproduksi nilai tambah merupakan transformasi paradigma yang menjadi fokus pemerintah saat ini,” paparnya.
Selain itu, KKP juga terus meningkatkan akses dan alokasi pendidikan bagi anak nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan petambak garam. Saat ini minimal sebanyak 50% dari total jumlah peserta didik merupakan anak pelaku usaha kelautan dan perikanan. Jumlah ini akan terus ditingkatkan dengan memperhatikan keterwakilan asal peserta didik dari tiap Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Menurutnya, SDM yang tangguh sangat diperlukan dalam mendukung tiga program prioritas KKP untuk keberlanjutan sumber daya laut dan perikanan nasional. Pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan melalui Kebijakan Penangkapan Terukur di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan.
Kedua, menggerakkan perikanan budidaya untuk peningkatan ekonomi masyarakat yang didukung oleh riset kelautan dan perikanan untuk keberlangsungan sumber daya laut dan perikanan darat. Ketiga, mengembangkan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal di sejumlah daerah Indonesia.
“Satuan pendidikan tinggi kelautan dan perikanan berperan mempersiapkan sumber daya manusia yang berintegritas, produktif, kreatif dan inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung pencapaian program terobosan tersebut, khususnya mengimplementasikan ekonomi biru dalam pengelolaan biodiversitas laut dengan menjaga alam dan keberlanjutan produksi,” pungkasnya.
Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Bambang Suprakto mewakili Plt. Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro melaporkan, jumlah satuan pendidikan lingkup KKP sebanyak 23 satuan pendidikan, yang terdiri dari sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah, dan 14 satuan pendidikan tinggi. Satuan pendidikan tinggi terdiri dari satu Akademi Komunitas program Diploma I, 12 Politeknik KP Program Diploma III, serta satu Politeknik Ahli Usaha Perikanan Program Diploma IV dan Program Magister Terapan. Jumlah lulusan pendidikan kelautan dan perikanan sejak berdiri sampai dengan sekarang sebanyak 50.973 orang, dengan jumlah lulusan pendidikan tinggi dan menengah pada Tahun Akademik 2020/2021 adalah 2.445 orang.
“Sistem pendidikan kelautan dan perikanan menitikberatkan pada pembinaan karakter peserta didik, peningkatan kompetensi melalui praktik di sarana TEFA yang dimiliki masing-masing satuan pendidikan, praktik dan magang di industri dan dunia usaha, serta pembelajaran kewirausahaan yang terintegrasi dengan kurikulum dan sertifikasi kompetensi,” ujarnya.
Ia menambahkan, sejak awal tahun 2020 satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran dengan protokol kesehatan sesuai dengan rekomendasi dari Satgas Covid-19 di masing-masing daerah. Pembelajaran tatap muka berkisar antara 30-50% dari jumlah peserta didik, sedangkan yang lainnya melakukan pembelajaran daring dari rumah dan industri.
“Pembelajaran tatap muka diutamakan untuk kegiatan praktik baik di workshop dan lahan praktik berbasis TEFA. Hal ini bertujuan agar kompetensi peserta didik tetap tercapai. Selain pembelajaran secara daring, pembelajaran juga dilaksanakan melalui kelas zonasi yang lokasinya di wilayah yang terdekat dengan tempat tinggal peserta didik,” pungkas Bambang.(Guffe).