HeadlinePerikanan

KKP Latih Petambak Udang dan Bandeng Agar Lebih Produktif

BIMATA.ID, Jakarta- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin menunjukkan komitmennya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) tangguh dan berdaya saing. Teranyar, Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP membangkitkan asa petambak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dengan menggelar Pelatihan Budidaya Udang dan Bandeng Sistem Polikultur pada lahan budidaya yang sempat berhenti beroperasi karena permasalahan pengelolaan air.

Upaya ini sejalan dengan program prioritas KKP 2021-2024 yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, utamanya pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor didukung riset kelautan dan perikanan.

Pelatihan yang digelar pada 28-29 Agustus lalu ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pembudidaya dalam melakukan usaha budidaya polikultur, sistem budidaya dengan menggabungkan berbagai jenis ikan yang mempunyai kebiasaan makan yang berbeda. Kali ini, komoditas yang dipilih adalah udang dan bandeng bagi 75 orang peserta pelatihan.

Dalam kesempatan terpisah, Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro menyebutkan, pelatihan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan produksi hasil budidaya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan

“Hal ini juga sejalan dengan Program Prioritas KKP nomor dua, yaitu peningkatan sektor perikanan budidaya berbasis komoditas ekspor. Untuk itu, series pelatihan ini mengusung udang dan bandeng yang dikenal sebagai komoditas unggulan ekspor,” ujar Kusdiantoro.

Sejalan dengan itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati menjelaskan, pelatihan ini merupakan bentuk sinergitas antara KKP dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Kami mendapat informasi bahwa dulunya Tambak Sawah Alas, Kecamatan Kapetakan ini sangat aktif berproduksi. Namun, karena permasalahan pengelolaan air, tambak mengalami penghentian operasional dan kini baru mulai beroperasi kembali. Untuk itu, kami hadir untuk melatih Bapak-bapak agar mampu mengatasi permasalahan tersebut,” jelas Lilly.

Lebih lanjut, Lilly mengajak kepada para pembudidaya untuk turut aktif mendalami materi dan praktik yang akan disampaikan oleh pelatih dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal dan Penyuluh Perikanan Kabupaten Cirebon.

Dalam kesempatan ini, peserta dilatih budidaya udang dan bandeng sistem polikultur meliputi penyiapan wadah dan media budidaya, manajemen benih, manajemen pakan, manajemen kualitas air khususnya dengan pemberian probiotik, hingga pencegahan penyakit ikan.

“Kami berharap, tambak-tambak yang ditaksir seluas 150 hektare ini dapat beroperasional kembali secara optimal. Kami juga mengajak Bapak-bapak yang belum memiliki kelembagaan untuk mau membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Nantinya dapat difasilitasi penyuluh kami. Mari kita kembalikan marwah Cirebon yang dikenal dengan sebutan kota udang,” tutup Lilly.

Sebagai informasi, pelatihan ini menggunakan metode “Blended Training”, di mana materi disampaikan secara daring oleh Pelatih BPPP Tegal, sedangkan peserta di lokasi pelatihan didampingi oleh penyuluh perikanan. Pada kegiatan praktik, peserta juga dipandu langsung oleh penyuluh perikanan.

Melalui sambungan virtual, Anggota DPR RI Komisi IV Ono Surono, mengucapkan terima kasih kepada KKP yang tak henti-hentinya memberikan perhatian kepada masyarakat perikanan, khususnya dalam pengembangan SDM.

“Kita sadari Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Untuk itu, dibutuhkan pengelolaan SDA dan SDM yang optimal demi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan SDM, khsusnya pembudidaya di Kabupaten Cirebon,” ucap Ono.

Ono menjabarkan, adanya Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam diharapkan mampu meningkatkan sinergitas Komisi IV DPR dengan KKP dan Pemda setempat untuk menindaklanjuti amanah UU tersebut dalam pengembangan SDM kelautan dan perikanan.

Lebih lanjut Ono menyebut, adanya pandemi ini mengakibatkan penurunan ekonomi global yang berdampak kepada masyarakat. Namun, beruntungnya masih ada sebagian yang mengaku bahwa sektor pangan masih dapat bertahan. Hal ini karena kebutuhan pangan manusia terus berjalan. Imunitas dapat terjaga jika konsumsi manusia terpenuhi.

“Alhamdulillah kita masih dapat berproduksi walaupun mungkin tidak seoptimal dulu. Namun, kita patut syukuri keadaan ini. Di sisi lain, kami Komisi IV dan KKP terus berkolaborasi untuk menggenjot pembangunan sektor kelautan dan perikanan,” tutup Ono.

Pelatihan ini juga disambut sangat baik oleh peserta latih. Salah satunya, Saji dari Pokdakan Bandeng Jaya yang berlokasi di Desa Kertasura. Pria paruh baya yang sehari-hari berbudidaya udang vaname dan nila ini mengaku, pelatihan yang digelar BPPP Tegal sangat bermanfaat bagi keberlangsungan usahanya.

“Kami mengharapkan adanya pelatihan ini dapat menjawab persoalan pengelolaan air dan pengendalian hama penyakit. Terlebih, kami baru bangkit tahun 2017 lalu. Saat ini pendapatan kami masih minim. Namun, kami optimis mampu meningkatkan usaha,” pungkasnya.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close