Perikanan

KKP Gelar Pelatihan untuk Tingkatkan Produktivitas Nelayan

BIMATA.ID, Jakarta- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin gencar melakukan peningkatan produktivitas dan perekonomian nelayan. Melalui Badan Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) digelar tiga tema kegiatan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas nelayan di tengah masa pandemi Covid-19.

Ketiga tema kegiatan ini meliputi, Pelatihan Keselamatan Dasar di Atas Kapal Bagi Masyarakat Perikanan di Kabupaten Indramayu yang dilaksanakan secara tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Selain itu, Pelatihan Mengatasi Gangguan Mesin Diesel Kapal Perikanan dan Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Pancing Noru turut diselenggarakan secara _full online_.

Ditemui secara terpisah, Plt. Kepala BRSDM KP, Kusdiantoro mengatakan, kegiatan pelatihan ini ditujukan kepada pelaku utama agar mampu membuat perubahan dan meningkatkan kemampuan di bidang kelautan dan perikanan. Tak hanya itu, hal ini juga sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan program prioritas KKP.

“Adanya kegiatan ini, merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat dari yang tidak mampu menjadi mampu, dari yang tidak bisa menjadi bisa sehingga dapat menciptakan sesuatu dalam rangka mengubah keberlangsungan hidup pelaku utama. Hal ini, juga salah satu upaya untuk mewujudkan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada subsektor perikanan tangkap,” jelasnya.

Kabupaten Indramayu, memiliki potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar terutama pada perikanan tangkap. Namun sering kali, dalam proses penangkapan ikan para nelayan masih kurang memperhatikan keselamatan dan keamanan di atas kapal. Tak heran, jika kasus kecelakaan pada kapal penangkap ikan hingga saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, perlu adanya kegiatan Pelatihan Keselamatan Dasar Kerja Di Atas Kapal Bagi Masyarakat Perikanan guna meminimalisir hal tersebut.

Bertempat di Balai Desa Cemara Kulon, kegiatan ini dilaksanakan pada 29-30 Agustus 2021 yang diikuti sebanyak 75 pelaku utama dengan dibantu oleh pelatih dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Pelatihan ini dilakukan secara tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Permasalahan yang kerap terjadi sehingga menimbulkan kecelakaan, biasanya dikarenakan oleh salah satu faktor dari faktor manusia, faktor lingkungan, serta mesin yang tidak berfungsi dengan baik.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilia Pregiwati yang menghadiri kegiatan pelatihan secara langsung mengungkapkan, beberapa kasus kecelakaan kapal penangkap ikan pernah terjadi di Indramayu.

“Kami melihat terjadi beberapa kasus kecelakaan kapal penangkap ikan pernah terjadi di Indramayu. Terbaru yaitu kejadian kecelakaan antara kapal MV. Habco Pioneer dan kapal penangkap ikan KM. Barokah Jaya pada Minggu, 4 April 2021. Dalam musibah ini kapal penangkap ikan KM. Barokah Jaya terbalik. Tercatat dari 32 awak kapal saat ini sudah berhasil dievakuasi 15 orang, artinya sisa 17 orang dinyatakan hilang,” ungkap Lilly.

Lilly mengatakan, melihat permasalahan yang ada kaitannya dengan keselamatan di atas kapal, terselenggaranya kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dari Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono.

“Jadi kegiatan ini menjadi penting, karena pada dasarnya nelayan yang sehari-hari bekerja di laut harus memiliki kesadaran jika nanti terjadi bahaya dan paham bagaimana menghadapi situasi tersebut. Tentunya kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dari Komisi IV dalam mendorong kesejahteraan nelayan semakin baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, Lilly juga menyatakan rangkaian pelatihan ini bukan hanya dalam keselamatan kapal saja, namun juga keamanan terhadap mesin kapal juga diperhatikan.

“Disamping keselamatan dasar di atas kapal, keamanan pada mesin kapal juga menjadi bagian penting. Jadi ketika di atas kapal, nelayan juga harus tahu bagaimana cara mengatasi ketika terjadi mesin mati,” ujar Lilly.

Pada pelatihan ini, para peserta dilatih teknik penyelamatan diri, pencegahan pemadaman kebakaran, dasar pertolongan pertama pada kecelakaan, keselamatan diri dan tanggung jawab sosial, serta pada akhir pelatihan peserta akan diberikan sertifikat pelatihan.

“Para peserta yang sudah diberikan pelatihan dan terpilih memenuhi syarat pelatihan keselamatan ini, bisa langsung disertifikasi,” tambah Lilly.

Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono yang hadir melalui sambungan virtual mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah mengadakan kegiatan Pelatihan Keselamatan Dasar di atas Kapal Bagi Nelayan.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kegiatan dua hari di Dapil saya. Kemarin di Kabupaten Cirebon dan sekarang di Kabupaten Indramayu, keduanya memiliki potensi laut yang cukup besar dibanding kabupaten/ kota lain di Jawa Barat. Melihat UU Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam, yang salah satu pasalnya mengatur bagaimana negara memberikan perlindungan dalam hal keamanan dan keselamatan di laut. Tentunya ini merupakan hak dan inisiatif kami dari Komisi IV DPR RI,” ujar Ono.

Ono juga menyampaikan, dengan adanya Undang-Undang tersebut diharapkan dapat memberikan legitimasi kepada pemerintah untuk membuat program perlindungan dan pemberdayaan bagi nelayan. Ia juga mengatakan, adanya kegiatan pelatihan ini para nelayan dapat lebih memperhatikan keselamatan diri.

“Melihat adanya kapal yang tenggelam belum lama ini di Kabupaten Indramayu, pelatihan dasar ini menjadi hal penting. Paling tidak kasus yang sudah ada, bisa memberikan gambaran pada nelayan sehingga pada saat berangkat ke laut tidah hanya mengandalkan insting dan perasaan, tetapi juga dapat membaca situasi dan kondisi angin, ombak, dan faktor lain yang dapat menyebabkan kecelakaan,” jelasnya.

Hal ini, mendapat respon positif dari Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, Asep Suryana. Ia menyampaikan, pelatihan ini harus dimiliki oleh para nelayan. “Kami selaku Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu berterima kasih atas terselenggaranya acara ini. Karena pelatihan dasar ini, harus wajib dimiliki oleh para nelayan baik nelayan kapal besar maupun kapal kecil,” ungkapnya.

Pada kesempatan ini, BPPP Tegal menyerahkan _life jacket_ kepada 75 peserta pelatihan, yang terdiri dari nelayan dan awak kapal. _Life jacket_ ini diberikan untuk bekal para nelayan agar lebih aman saat menangkap ikan di atas kapal.

Kegiatan ini mendapat respon baik dari Rino Tarino, Ketua KUB Serikat Berdikari yang juga merupakan salah satu peserta pelatihan. Ia menyampaikan, apresiasi dengan diadakannya Pelatihan Keselamatan Di Atas Kapal sebagai bentuk perhatian terhadap nelayan di Kabupaten Indramayu.

“Saya sangat mengapresiasi adanya pelatihan ini sudah dibantu dan para nelayan juga difasilitasi dengan baik, karena memang sebelumnya kegiatan pelatihan belum pernah diberikan terutama pada para nelayan kapal kecil. Selain itu juga kegiatan keselamatan dasar ini, ke depannya bisa efektif dan bermanfaat untuk menjaga semua nelayan yang ada di Kabupaten Indramayu,” ungkapnya.

Harapannya, para pelaku utama dapat merealisasikan pelatihan ke kehidupan sehari-hari dan kegiatan ini dapat berlanjut, serta dirasakan oleh pelaku utama yang ada di Kabupaten Indramayu dengan didampingi para penyuluh perikanan.

Pelatihan Mesin Kapal Diesel

Gangguan mesin pada kapal, kerap kali terjadi saat nelayan berlayar di tengah laut. Namun, tak banyak nelayan yang dapat memperbaiki mesin kapal secara mandiri. Hal inilah yang membuat para nelayan kewalahan saat berlayar. Guna mencegah hal tersebut, KKP melalui BRSDM KP menggelar kegiatan Pelatihan Mengatasi Gangguan Mesin Diesel Kapal Perikanan pada Jum’at (27/8/2021) secara _full online_.

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung, kegiatan ini diikuti oleh 201 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia dengan rincian sebanyak 177 merupakan masyarakat umum dan 24 peserta lain merupakan penyuluh perikanan yang mengikuti kegiatan pelatihan bersama pelaku utama binaannya.

Pada pelatihan ini, Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilia Pregiwati mengharapkan kegiatan pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan keterampilan dalam memperbaiki mesin diesel secara mandiri.

“Ini menjadi hal yang sangat penting karena melihat bagaimana nelayan banyak bekerja di atas kapal dengan mengandalkan mesin diesel secara tiba-tiba mengalami kendala yang menyebabkan kecelakan kapal sehingga perlu memiliki kemampuan untuk dapat memperbaiki mesin secara mandiri,” jelas Lilly.

“Selain itu tidak hanya nelayan tetapi para penyuluh yang berada dilokasi binaan masing-masing saya harapkan aktif mengajak pelaku utama lain,” tambahnya.

Kegiatan pelatihan ini, mendapat respon baik dari Saiful, salah satu peserta pelatihan. Ia menyampaikan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para peserta dan diharapkan tidak hanya dilakukan secara teori saja, namun juga bisa dipraktikkan secara langsung.

“Saya sangat berterima kasih dengan kegiatan pelatihan yang telah diadakan. Tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para nelayan, namun alangkah baiknya kegiatan ini bisa dilakukan secara langsung dilapangan. Para nelayan disini juga sangat antusias dengan kegiatan ini, diharapkan masih ada kegiatan semacam ini lagi,” tutur Saiful.

Harapannya, pada pelatihan ini para peserta dapat mengaplikasikan perbaikan kapal secara mandiri saat menghadapi kendala, untuk menekan biaya operasional perbaikan kapal yang cukup tinggi.

Pelatihan Alat Tangkap Pancing Noru

Sebagai informasi, KKP melalui BRSDM KP juga menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan Alat Tangkap Pancing Noru yang difasilitasi oleh BPPP Bitung pada Senin (30/8/2021). Kegiatan pelatihan ini, diikuti sebanyak 275 peserta didominasi para pelaku utama yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia secara _full online_.

Kegiatan menangkap ikan, tak lengkap jika tidak ada alat penangkap ikan. Beragam jenis alat tangkap, pancing noru merupakan salah satu jenis alat tangkap dengan kategori alat pancing ulur dan jenis alat tangkap berbahan tali dan pancing, yang sangat sederhana dan ramah lingkungan.

Pancing noru merupakan sebutan lokal di wilayah Indonesia bagian tengah, khususnya daerah Provinsi Sulawesi Utara. Bentuk alat tangkap ini, terdiri dari gulungan, tali utama, tali cabang, mata pancing, dan pemberat. Pancing noru biasanya digunakan nelayan untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil, khususnya ikan selar.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close