BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) mengklaim, indeks kepercayaan pemerintah meningkat hingga 115,6. Ia juga mengungkap, data yang dipakai pemerintah, yakni indeks perbaikan ekonomi meningkat dari 108,7 menjadi 118,6. Lalu disusul kestabilan harga dari 97,6 meningkat 113,4.
Merespons itu, Deputi Bappilu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, meragukan data survei yang dibeberkan Presiden Jokowi. Ia pun merujuk pada hasil survei Fixpoll, di mana pemerintah mengalami defisit kepercayaan publik.
“Apa yang disampaikan Pak Jokowi pada pertemuan ketua-ketua umum partai politik koalisi pemerintah, berbeda dengan fakta-fakta yang terpotret pada hasil survei. Terbaru, hasil survei Fixpoll menyajikan fakta bahwa kepercayaan terhadap pemerintah mengalami deficit, di mana tingkat ketidakpuasan lebih tinggi dibanding tingkat kepuasan,” katanya, Senin (30/08/2021).
Hal tersebut bisa dilihat dari hasil survei tentang penanganan Covid-19 sebanyak 37,7 persen menganggap buruk dan hanya 35,1 persen yang menganggap baik. Sementara, untuk kinerja pemerintah, khususnya kinerja Presiden Jokowi sebanyak 37 persen yang tidak puas dan hanya 32,7 persen yang puas.
“Dari fakta-fakta di atas sangat berdasar dan beralasan, jika kita mempertanyakan argumentasi bahwa kepuasan terhadap pemerintah meningkat,” terang Kamhar.
Kamhar menilai, ada kecurigaan bahwa argumentasi itu sekadar untuk memuluskan dan memberi legitimasi agenda pemindahan Ibu Kota Negara yang baru dan agenda Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
“Keduanya bukan agenda yang urgent di tengah situasi bangsa yang belum keluar dari belenggu krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengklaim indeks kepercayaan pemerintah meningkat hingga 115,6. Hal tersebut disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta ini saat melakukan pertemuan bersama pimpinan partai koalisi di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.
“Kalau kita lihat terakhir, kemarin baru melihat minggu terakhir indeks kepercayaan pemerintah itu juga naik. Dari 97,6, kemudian 115,6,” ujar Jokowi, dalam saluran YouTube Sekretariat Presiden, yang diunggah pada Sabtu (28/08/2021).
Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengklaim, tingkat kepercayaan konsumen pun meningkat. Kemudian terlihat juga indeks perbaikan ekonomi meningkat dari 108,7 menjadi 118,6. Lalu disusul kestabilan harga dari 97,6 meningkat 113,4.
“Ini juga kepercayaan konsumen, kepercayaan publik, masyarakat keliatan dari indeks-indeks seperti ini angkanya, kita peroleh apabila surveinya selesai,” tandasnya.
[MBN]