BeritaHeadlineHukumPolitik

Bacakan Pleidoi, Juliari Minta Maaf kepada Presiden dan Ketua Umum PDIP

BIMATA.ID, Jakarta – Mantan Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia (RI), Juliari Batubara, mengucapkan permohonan maaf kepada Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

“Kepada yang terhormat Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan beserta jajaran DPP PDIP. Sejak 2010 saya dipercaya sebagai pengurus DPP PDIP, saya harus menyampaikan permohonan maaf secara tulus dan penuh penyesalan,” ucapnya, saat membacakan nota pembelaan (pleidoi) di Gedung KPK RI, Senin (09/08/2021).

Sidang pembacaan pleidoi melalui video conference itu, posisi Juliari dan sebagian penasihat hukum di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI. Sementara, Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK RI, majelis hakim, dan sebagian penasihat hukum Juliari di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Dalam perkara tersebut, Juliari selaku Mensos RI periode 2019-2020 dituntut 11 tahun penjara, ditambah denda Rp 500 juta subsider enam bulan kurungan, ditambah membayar uang pengganti kepada negara sebesar Rp 14.597.450.000,00 subsider 2 tahun penjara dan pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan publik selama empat tahun.

“Saya sadar bahwa sejak perkara ini muncul, badai hujatan dan cacian datang silih berganti ditujukan pada PDIP,” tandas Juliari.

Juliari menyebut, PDIP adalah partai nasionalis yang bertahun-tahun berada di garda terdepan dalam menjaga empat pilar kebangsaan serta cita-cita pendiri bangsa.

“Saya sangat yakin, PDIP akan tetap dibutuhkan dan dicintai segenap rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Pria kelahiran Jakarta, 22 Juli 1972 ini juga menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden RI, Joko Widodo, yang juga diketahui adalah kader PDIP.

“Saya secara tulus ingin mengucapkan permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya kepada Presiden RI, Joko Widodo atas kejadian ini, terutama permohonan maaf akibat kelalaian saya tidak melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap kinerja jajaran di bawah saya, sehingga harus berurusan dengan hukum,” papar Juliari.

Juliari mengakui, perkara yang menjeratnya itu membuat perhatian Presiden Jokowi sempat tersita dan terganggu.

“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi Bapak Presiden dan keluarga,” ungkapnya.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close