BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional ( MPN) Pemuda Pancasila, Japto Soelistyo Soerjosoemarno menyampaikan apresiasi dan selamat atas terpilihnya Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum KADIN Indonesia secara mufakat. Arsjad Rasjid resmi ditetapkan menjadi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Periode 2021-2026 melalui Musyawarah Nasional (Munas) ke-VIII, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, 1 Juli 2021.
“Selamat kepada Arsjad Rsjid yang terpilih menjadi ketua KADIN Indonesia melalui musyawarah mufakat,” ujar Japto, dalam keterangan tertulis, Jumat (2/6).
Menurut Japto, pemilihan ketua umum KADIN melalui mufakat adalah suatu proses yang baik. Bahwa, sebetulnya selain voting ada cara lain, yaitu dengan musyawarah mufakat. Dia juga mengapresiasi Munas yang telah berjalan dengan baik, sesuai dengan kultur dan nilai-nilai Indonesia yakni gotong royong dan persatuan.
“Munas juga berlangsung lancar dan tidak gaduh, teduh, dan harmonis juga tentunya mengutamakan kebersamaan. Ini patut diapresiasi,” ucapnya.
Japto pun mengingatkan Arsyad agar memegang komitmennya saat mendeklarasikan diri menjadi calon Ketum beberapa bulan lalu. Arsjad Rasjid berkomitmen untuk membantu dunia usaha dan mendukung Pemerintah dalam pemulihan ekonomi.
“KADIN perlu terus mendorong pemerataan stimulus ekonomi dan pengembangan program hingga ke daerah-daerah yang membutuhkan,” papar Japto.
Menurut Japto, ke depannya KADIN memiliki tugas bukan hanya mengangkat pedagang besar dan menengah, namun juga pedagang mikro dan kaki lima. Sehingga, ia berharap para pedagang kaki lima bisa merasakan kenikmatan berusaha di Indonesia.
Japto mengungkapkan, dukungan dirinya ke Arsjad menjadi Ketum Kadin karena notabene yang bersangkutan adalah Wakil Ketua Umum (Waketum) PP Pancasila. Karenanya, dia menegaskan akan selalu mendukung kegiatan KADIN dan meminta KADIN untuk berkolaborasi dengan PP dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Sementara itu, Sekjen MPN Pemuda Pancasila Arif Rahman mengatakan, ke depan yang terpenting adalah KADIN yang inklusif dan kolaboratif. Dia pun meminta Arsjad untuk tidak lagi melihat proses kontestasi pemilihan calon ketua umum tersebut karena proses tersebut sudah selesai.
“Justru harus mulai berpikir dan bekerja untuk masa depan KADIN dan perekonomian Indonesia agar bisa bangkit dari krisis,” ujar Arif.
Kemudian, kata Arif, yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana KADIN melihat Indonesia ke depan. “Kita tidak perlu lihat apa yang di belakang, tapi apa yang di depan. Kita belajar apa yang di belakang supaya bisa lebih baik ke depan,” ujarnya.
Menurut Arif, KADIN ke depan akan sangat strategis dalam perekonomian nasional di tengah krisis akibat pandemi ini. KADIN diharapkan bisa menjadi motor akselerasi kebangkitan ekonomi di tengah krisis dan paska krisis. Di sini mutlak diperlukan kolaborasi KADIN dengan pihak lain.
Dia berharap, KADIN juga mampu menjadi jembatan sekaligus fasilitator antara pengusaha besar dengan UMKM termasuk pedagang kaki lima. Selain itu juga mampu merangkul pengusaha-pengusaha di daerah untuk dapat lebih aktif, bukan saja dalam memutar roda ekonomi, tetapi juga dalam melakukan berbagai upaya untuk turut serta mengakhiri pandemi ini.
Peran strategis KADIN Indonesia lainnya yang perlu untuk makin diperkuat adalah dalam rangka membantu Pemerintah dalam mengatasi krisis dan juga sekaligus menjadi fasilitator untuk mensinergikan kebutuhan pemerintah dengan pengusaha, dan juga mendorong kemudahan regulasi bagi pengusaha agar tetap survive di masa krisis ini.
“Pemuda Pancasila selalu siap berkolaborasi dengan setiap pihak, terutama KADIN untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi,” ujar Arif.
Terutama untuk bisa menjangkau pengusaha-pengusaha kecil dan menengah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Sejumlah program pokok yang dicanangkan oleh Arsjad pun tampaknya seiring sejalan dengan program pokok Pemuda Pancasila. Sehingga tidaklah sulit untuk berkolaborasi.
“Kolaborasi strategis diperlukan agar kita segera lepas dari krisis akibat pandemi dan bangkit secara ekonomi. Demi NKRI dan Merah-Putih, kita tak bisa bekerja sendiri sendiri. Bersama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, kerja-kerja kolaboratif harus diintensifkan,” tandasnya.