BIMATA.ID, Jakarta- Sopir bus menjadi salah profesi yang terdampak pandemi COVID-19. Akibat pembatasan yang diberlakukan pemerintah, operasi bus dikurangi oleh pengusaha hingga kehilangan mata pencarian utamanya. Sopir bus mengaku hingga saat ini tidak ada bantuan dari pemerintah.
Salah satu sopir bus dari Pariwisata Mawar Selatan, Egi mengatakan sopir bus pariwisata menjadi profesi yang terdampak paling fatal. Dia mengungkap karena sepinya pesanan, penghasilan para supir tidak ada sama sekali.
“Kami para sopir bus paling fatal terkena imbasnya. Kami kan cari makan buat besok ya kita nyarinya sekarang. Kalau perusahaan aja nggak ada pesanan, kami nggak ada pemasukan juga,” katanya, Rabu (30/06/2021).
Egi yang kini banting setir menjadi sopir truk logistik mengatakan selama pandemi ini bantuan dari pemerintah tidak ada sama sekali. Oleh karena itu dia berharap pemerintah juga memberikan perhatiannya kepada sopir bus yang kini kehilangan penghasilannya.
“Batuan sama sekali nggak ada. Nol besar bantuannya. Maka, untuk pemerintah saya berharap kalau ada bantuan untuk dipikirkan juga nasib sopir bus pariwisata,” katanya.
Sopir bus lain, bernama Asep mengatakan ingin kondisi kembali seperti semula. Dia pun berharap pemerintah segara meredakan COVID-19 agar pemasukannya juga kembali membaik demi biaya hidup keluarga.
“Ya pengennya kembali seperti semula, ini di truk buat nyumbang hidup tapi lebih nyaman di bus. Harapannya ya pemerintah segera menyelesaikan pandemi ini, karena sekarang bayar kontrakan aja mpot-mpotan,” ujarnya.
Sebelumnya pengusaha juga menagih stimulus dari pemerintah. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus, Kurnia Lesani Adnan meminta ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan sektor transportasi juga. Selain itu, dia juga berharap pemerintah memberikan stimulus.
“Kami minta ketegasan pemerintah, jangan hotel apa segala macem dapat stimulus kami tidak. Kami ini sektor yang tidak dapat apa apa loh. Saya nggak tahu, apa Kemenhub tidak meminta atau tidak fight untuk meminta hal itu kepada Kementerian terkait,” katanya
Sementara, Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono meminta pemerintah untuk mengabulkan stimulus yang disebutnya telah diajukan kepada Kementerian Keuangan. Ateng mengungkap stimulus itu termasuk, meminta perpanjangan tenor pinjaman hingga subsidi uang dari pemerintah.
“Ini kami minta yang membebankan kami saja kok. Beberapa skenario dari pinjaman kami mendapat perpanjangan tenor, kemudian bunganya kami bisa dapat subsidi oleh pemerintah,” tandanya.
Menurutnya stimulus itu tidak hanya membantu pengusaha transportasi saja, tetapi bisa menghidupi semua segmen usaha yang terikat dengan perusahaan.
(Bagus)