Bimata

PPKM Darurat, Pemerintah Jangan Harap Ekonomi Tumbuh 7 Persen

BIMATA.ID, Jakarta- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menilai pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III (Q3) 2021 akan menghadapi tantangan berat. Utamanya akibat adanya kebijakan PPKM darurat di Jawa dan Bali mulai 3 Juli 2021.

“Ini juga akan menurunkan lagi konsumsi rumah tangga, investasi juga akan berpengaruh, kinerja ekspor satu-satunya yang bisa diandalkan, yang bisa dimaksimalkan. Lainnya berarti menunggu efektivitas penurunan kasus positif Covid-19 dulu,” kata Bhima, Kamis (01/07/2021).

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah tidak terlena dengan sinyal pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal II 2021, yang diprediksi akan bergerak naik hingga kisaran 7 persen.

“Jadi pemerintah jangan terlalu over pede dengan pertumbuhan 7 persen. Karena itu adalah pertumbuhan yang semu. Cuman satu kuartal positif, selanjutnya bisa negatif,” tegas Bhima.

Menurut dia, pemerintah seharusnya mengambil opsi kebijakan lockdown ketimbang PPKM darurat yang terkesan setengah-setengah.

“Upayanya adalah selama satu tahun penuh bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang positif. Makanya saya usulkan berani pak Jokowi untuk lakukan lockdown. Jangan PPKM darurat dia tutupnya jam 5 sore, pengaruhnya kecil,” ujar dia.

Bhima menyebutkan, opsi lockdown memang akan menghambat pertumbuhan ekonomi kuartal III, namun akan kembali positif pada kuartal berikutnya.

“Di kuartal ke III pertumbuhan sama sama negatif, tapi bedanya ada di kuartal IV dengan lockdown ekonomi paska pelonggaran akan tumbuh positif bahkan bisa 4 persen. Tanpa lakukan lockdown ketidakpastian bagi pengusaha justru tinggi,” tandasnya.

 

(Bagus)

Exit mobile version