BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendapat apresiasi dari pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi atas langkah mengalihfungsikan fasilitas di Kemenhan menjadi rumah sakit darurat (RSD) penanganan COVID-19. Menurutnya, hal ini jadi solusi di saat kondisi darurat.
“Sejak awal pandemi saya sebenarnya sudah menyarankan mobilisasi sumber daya maupun sarana prasarana nasional sebagai solusi dan antisipasi kebutuhan dalam keadaan darurat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/07/2021).
Menurut dia, saat ini persoalan yang dihadapi dalam penanganan COVID-19 tidak sekadar infrastruktur, tetapi juga tenaga kesehatan (nakes).
“Ini yang perlu solusi lain, seperti mobilisasi SDM (sumber daya manusia) supaya tenaga kesehatan benar-benar fokus pada penanganan pasien, tidak lagi direpotkan oleh persoalan administratif dan lain-lain,” katanya.
Menurut Fahmi, Kementerian Pertahanan dapat melakukannya dengan memobilisasai komponen pendukung (komduk) pertahanan nasional. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Nasional (UU PSDN).
Peneliti Senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis juga memuji langkah Prabowo yang memutuskan untuk mengubah lokasi-lokasi pusdiklat Kemenhan menjadi rumah sakit darurat pasien COVID-19.
“Pembukaan rumah sakit darurat saya pikir bisa membantu kekurangan tempat tidur atau fasilitas kesehatan yang mengalami tekanan akibat melonjaknya penderita COVID-19. Langkah Kemenhan patut diapresiasi dalam hal ini,” kata Beni.
Beni juga mengatakan bahwa selain menambah fasilitas kesehatan darurat, Kemenhan juga perlu memastikan tenaga kesehatannya.
Saat ini sejumlah fasilitas Kemenhan dialihfungsikan menjadi RS Darurat COVID-19, yaitu Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pertahanan (Pusdiklat Kemenhan) dan Pusdiklat Bahasa di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Adapun Badiklat Kemhan Salemba Jakarta Pusat, Pusdiklat Bela Negara di Rumpin Bogor, dan mess stand by force di IPSC Sentul, Bogor juga akan dijadikan lokasi RS Darurat. Dengan demikian, akan ada total 1.650 tempat tidur tambahan bagi pasien COVID-19 se-Jabodetabek.
Fasilitas tambahan ini dapat dimanfaatkan untuk merawat pasien COVID-19 bergejala sedang dan dilengkapi juga dengan tenaga kesehatan, seperti dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dan dokter anestesi. Untuk tenaga kesehatan tambahan, Kemenhan telah mengerahkan para komduk yang telah memiliki keahlian, seperti dokter umum, perawat, apoteker, pranata lab, radiographer, dan lain-lain.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan pada Rabu lalu bahwa para komduk kesehatan tersebut sudah bekerja di fasilitas kesehatan yang ada lebih dari satu tahun.
“Para sukarelawan juga banyak dari daerah-daerah sebagai komponen pendukung. Kita ada komponen pendukung kesehatan sudah bekerja lebih dari satu tahun di Rumah Sakit Suyoto,” kata Prabowo.
Langkah Prabowo menyiapkan lokasi-lokasi pusdiklat di bawah kementeriannya untuk menyediakan 1.650 tempat tidur tambahan bagi pasien COVID-19 itu juga disebut sebagai bukti kepekaan terhadap situasi krisis.
“Prabowo tampaknya memiliki sense of crisis, sehingga dengan kesadaran sendiri menyediakan rumah sakit untuk digunakan penanganan pasien COVID-19,” ujar pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga.
(Bagus)