BIMATA.ID, Jakarta – Seiring meningkatnya jumlah kasus, kondisi tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Indonesia nyaris penuh. Utamanya RS yang berada di Pulau Jawa.
Oleh karena itu, PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC selaku holding RS BUMN akan membangun RS extension modular ke-3 sebagai fasilitas tanggap darurat Covid-19. Nantinya RS ini akan menyediakan sebanyak 500 BOR dan 200 ruang ICU yang berlokasi di sebelah kawasan Taman Anggrek, serta 140 BOR di asrama haji dengan 30 ruang ICU.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Andre Rosiade menuturkan 500 BOR yang disediakan PT Pertamedika IHC dianggap masih kurang. Sebab, jumlah masyarakat penderita Covid-19 diperkirakan akan terus bertambah setiap harinya.
“Saya menilai bahwa kapasitas yang hanya disediakan sebanyak 500 bed di RS extension modular 3 ini masih kurang. Karena, saat ini semakin sulit orang mencari rumah sakit. Seharusnya minimal 1000 bed atau bahkan 2000 bed untuk membantu masyarakat,” tutur Andre, saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Pertamedika IHC, Fathema Djan Rachmat, di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (06/07/2021).
Namun, berdasarkan keterangan dari PT Pertamedika IHC, saat ini hanya mampu menyiapkan kurang dari 1000 BOR di RS extension modular 3, karena anggaran yang terbatas.
“Dalam kesempatan ini, tadi Bu Dirut bilang anggaran IHC tidak ada dan tidak cukup untuk menambah kapasitas, karena kebutuhannya bukan hanya 500 bed, tapi seharusnya kita bangun minimal 1000 bed,” urai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ini.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Sumbar I ini menyarankan, untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi pandemi serta membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan, maka dibutuhkan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Pertamedika IHC.
Selain PMN, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini mendorong, agar Pertamina selaku induk usaha dari RS itu untuk mengalihkan refocusing anggarannya kepada PT Pertamedika IHC.
“Karena itu, dalam kesempatan ini selain kita mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) untuk Pertamedika IHC. Saya juga menyarankan kita mendorong, agar Pertamina sebagai holding mensuport memberikan anggaran atau bahasanya refocusing anggaran Pertamina untuk digeser membantu Pertamedika IHC,” tandas Andre.
“Supaya bukan hanya 500 bed di RS modular 3, tapi 2000 bed. Dan ini jelas akan membantu masyarakat dan negara dalam masa pandemi saat ini,” imbuh Andre.
[MBN]