BeritaBisnisEkonomiEnergiNasional

Harga Minyak Naik, Menteri ESDM Ajak Investor Berinvestasi

BIMATA.ID, Jakarta- Menteri ESDM Arifin Tasrif mengajak para investor untuk mau berinvestasi di Indonesia di tengah tren kenaikan harga minyak belakangan ini.

Dalam acara ‘Upstream Oil & Gas Executive Briefing’, Kamis (29/07/2021), Arifin mengatakan Indonesia punya target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

“Kita juga memiliki target produksi minyak 1 juta per hari dan produksi gas 12 BSCFD pada tahun 2030. Harga minyak positif US$ 70 (per barel), ini saatnya untuk memulai investasi di Indonesia,” paparnya.

Indonesia tengah menghadapi krisis dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga muncul ketidakpastian di sektor energi. Tidak hanya itu, pandemi juga berdampak ke sektor perekonomian negeri ini.

“Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis dengan terjangkitnya Covid-19, kita menghadapi ketidakpastian di sektor energi, krisis ini berdampak pada perekonomian,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pasca pandemi Covid-19 nantinya, saat kegiatan ekonomi mulai tumbuh, maka kebutuhan energi juga akan naik.

“Pemulihan ekonomi Indonesia tentunya butuh permintaan energi yang besar,” ujarnya.

Demi menggaet investor di sektor hulu migas ini, menurutnya berbagai paket insentif fiskal dan non fiskal disiapkan pemerintah. Arifin menyebut bahwa pemerintah juga melakukan komunikasi dengan semua pemangku kepentingan, baik domestik dan internasional, untuk mengomunikasikan kebijakan dan insentif yang disediakan pemerintah Indonesia untuk industri hulu migas.

“Kebijakan investasi pemerintah, komunikasi dengan stakeholder domestik dan internasional,” ujarnya.

Pada perdagangan pagi ini, Kamis (29/07/2021), harga minyak bergerak turun, namun masih di atas US$ 70 per barel.

Pada Kamis (29/07/2021) pukul 07:57 WIB, harga minyak jenis Brent tercatat US$ 74,63 per barel, turun 0,15% dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet harganya US$ 72,33 per barel, berkurang 0,08%.

Jika dibandingkan dengan awal tahun 2021 di mana harga minyak berada pada kisaran awal US$ 50 per barel, harga minyak saat ini tentunya jauh membaik dibandingkan saat awal tahun.

Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) pada Juni 2021 naik 7,23% menjadi US$ 70,23 per barel atau naik US$ 4,74 per barel dari US$ 65,49 pada Mei 2021. Ini juga lebih tinggi dari asumsi ICP dalam APBN 2021 yang ditetapkan sebesar US$ 45 per barel.

Kenaikan ICP bulan Juni ini dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi dunia, hasil dari percepatan program vaksinasi Covid-19, sehingga mendorong peningkatan harga minyak utama di pasar internasional selama Juni 2021.

Kenaikan juga dialami ICP SLC sebesar US$ 4,57 per barel dari US$ 66,25 per barel menjadi US$ 70,82 per barel pada Juni 2021.

Tim Harga Minyak Indonesia menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional pada Juni 2021, salah satunya yaitu menguatnya fundamental pasar minyak mentah.

(Bagus)
Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close