BIMATA.ID, Jakarta- Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungkapkan suka duka ikut dalam koalisi pemerintahan. Menurutnya, menjadi bagian the rulling party atau partai penguasa ini memiliki dua sisi yang menentukan penilaian public terhadap PKB.
“Kebetulan kita hari ini bersama pemerintah, bersama koalisi the rulling party, yaitu partai pemerintah, partai yang mengelola pemerintahan, ada dua sisi yang bersamaan di tengah pemerintahan yang sedang memimpin hari ini,” kata Cak Imin dalam sambutannya di acara Harlah PKB ke-23 yang bertajuk “Doa dan Syukur 23 Tahun PKB” yang digelar secara fisik dan daring, Jumat (23/07/2021).
Di satu sisi, Cak Imin menjelaskan, PKB akan memiliki tanggung jawab yang diuji oleh rakyat, sejauh mana PKB bersama koalisi pemerintah. Bahkan, PKB memiliki Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin, punya menteri, pimpinan DPR, pimpinan MPR, dan PKB juga punya berbagai jabatan-jabatan publik sebagai bagian dari partai penguasa.
“Di satu sisi, kita punya kekuatan strategis, ikut mengarahkan dan menentukan, dan kalau berhasil, maka otomatis kita ikut berhasil dengan baik. Di sisi yang lain, kalau pemerintah gagal maka kita bisa berbahaya menjadi partai yang gagal,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPR ini meminta agar PKB harus pandai dalam mengambil peran, baik itu di level nasional, level provinsi maupun di level kabupaten/kota. Agar, kalau pemerintah gagal dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini, PKB harus menjadi pendorong untuk tidak boleh gagal.
“PKB harus menjadi kekuatan yang men-support energi kesuksesan di dalam pemerintahan ini. Memang pertanyaan besarnya adalah sejauh mana efektivitas kita dalam mempengaruhi, menentukan dan mengarahkan keadaan,” tegas Cak Imin.
Karena, Cak Imin menjelaskan, dari segi jumlah Anggota DPR RI, PKB belum terlalu signifikan memengaruhi, begitu juga dari segi jumlah anggota di kabinet yang tidak terlampau signifikan. Begitu juga dengan Wapres yang perannya terbatas.
“Oleh karena itu, kita punya dua sisi yang menentukan dalam sejarah pandemi dunia ini yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia. Kita harus sukses menghadapi keadaan itu, di sisi yang lain kita harus mencari jalan penyeimbang untuk memberikan solusi-solusi,” tandas mantan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi ini.
(Bagus)