BIMATA.ID, Yogyakarta — Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan, pihaknya memantau terjadi menyemburkan awan panas sebanyak 3 kali pada hari ini Guguran mengarah ke arah barat daya dengan jarak mencapai 2.500 meter dari puncak kawah.
“Titik api pertama terpantau di lereng barat daya Gunung Merapi pada 25 Juli 2021 pukul 22.49 WIB dan fenomena serupa terlihat kembali pada tanggal 26 Juli 2021,” ujar Hanik, Selasa (27/07/2021).
Hanik menjelaskan, titik api yang terpantau tersebut adalah vegetasi yang terbakar karena terkena lontaran lava. Menurutnya musim kemarau menyebabkan kawasan vegetasi menjadi kering sehingga mudah terbakar.
Terlebih dalam sepekan terakhir aktivitas guguran lava pijar terjadi cukup intensif dengan arah dominan ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
BPPTKG juga mencatat awan panas guguran keluar pada malam tadi pukul 22.30 WIB dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya.
“Sampai saat ini, BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga,” jelasnya.
Pihaknya meminta warga selalu waspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.
“Jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung,” tandasnya.
[oz]