Bimata

Revolusi Alutsista, Rachel Maryam : Ini Terobosan Besar Bagi Pertahanan Indonesia

BIMATA.ID, Jakarta – Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI yang dihadiri langsung Prabowo Subianto melaksanakan rapat kerja dengan pembahasan rencana kerja anggaran (RKA) tahun 2022 yang digelar secara tertutup, Rabu (2/6/21).

Dalam rapat itu anggota DPR RI Fraksi Gerindra Rachel Maryam Sayidina menyampaikan dukungan Penuh terkait revolusi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang sedang diupayakan Menteri pertahanan republik Indonesia (Kemhan RI).

Menurutnya, Menteri Pertahanan harus diapresiasi karena telah bekerja keras menyusun grand design sistem pertahanan indonesia selama jangka waktu 20-25 tahun kedepan sekaligus menjawab permintaan Presiden Joko Widodo mengenai pemetaan dan postur anggaran sistem pertahanan Republik Indonesia, ungkapnya saat ditemui wartawan, Rabu (02/06/21).

“Saya pribadi anggota komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan tentunya sangat mengapresiasi niat baik dan political will yang visioner dari presiden dan pak Menhan yang sudah berani melahirkan terobosan baru dalam bidang pertahanan kita”, ungkapnya.

Politisi Gerindra itu juga menjelaskan berbagai kasus yang terjadi dibidang pertahanan yang diakibatkan peralatan yang sudah terlampau tua atau sudah tidak layak untuk dioperasikan.

“Kasus pesawat jatuh,radar yang tidak berfungsi, alat komunikasi yang tidak berjalan dan peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402  yang menggugurkan 53 anak bangsa diakibatkan kapal tua yang dipaksakan beroperasi, sesungguhnya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk segera melakukan peremajaan Alutsista agar peristiwa ini tidak terjadi kembali”, pungkasnya.

Lanjutnya, “saya berdoa dan berharap  rancangan peraturan presiden (Raperpres) yang sedang dibahas Menhan segera diserahkan ke presiden dan direalisasikan menjadi peraturan presiden( Perpres). Sudah saatnya memberikan perhatian serius terhadap postur anggaran pertahanan yang saat ini masih terbilang sangat kecil dibandingkan negara tetangga seperti singapura yang mencapai 3 %  sementara Indonesia yang luas wilayahnya berkali lipat hanya 0,7% anggaran pertahanannya”,ujarnya.

Terakhir, “ini akan menjadi legacy baru dalam bidang pertahanan dan  tentunya saya pribadi sangat bangga karena pertama kalinya minimum essential force (MEF)  akan terpenuhi secara menyeluruh. Lanjutkan niat baik bapak demi terwujudnya negara Indonesia yang Berdaulat “,tutupnya.

Selain Kemhan,rapat juga dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi serta Kepala Staff AD,AL, dan AU.

Usman

Exit mobile version