BIMATA.ID, Jakarta- Koaliasi Masyarakat Anti-Korupsi mencatat beberapa peretasan terkait dengan nonton bareng (nobar) film dokumenter End Game. Film yang diproduksi Watchdog ini mengambarkan pelemahan KPK yang diceritakan oleh beberapa pegawai di lembaga antirasuah.
“Peretasan terkait nobar film End Game bagian dari serangan balik koruptor,” ujar Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati dalam keterangannya, Jumat (11/05/2021).
Menurut koalisi, akun Instagram Watchdoc diretas dan diganti emailnya hingga dua kali pada 6 Juni 2021 dan baru bisa di-recovery 8 Juni 2021. Pada hari yang sama Twitter Watchdoc juga diretas namun berhasil diambil kembali.
Tak hanya itu, beberapa anggota Gerakan Rakyat Antikorupsi (Gertak) Pontianak, Kalimantan Barat mengalami upaya peretasan, food bombing, penyebaran data pribadi (doxing), hingga teror digital berupa telepon (robocall) dari berbagai nomor tidak dikenal.
“Satu orang yang mengalami food bombing melalui layanan aplikasi mengalami kerugian ratusan ribu rupiah karena terpaksa membayar empat pesanan palsu makanan ke alamatnya secara berturut-turut padahal applikasi ini sudah tidak dia pakai sejak 2020,” kata Asfinawati.
Menurut dia, peretasan ditujukan kepada mereka yang menjadi narahubung dalam nobar dan diskusi film KPK End Game. Selain diretas, beberapa nomor yang menjadi narahubung dalam acara tersebut juga mendapat teror dari nomor tak dikenal.
“Bahkan dua pemantik diskusi-satu di antaranya adalah anggota Gertak Kalbar dan satu dosen IAIN Pontianak- terus menerus mendapati robocall mulai sebelum, saat, hingga setelah Nobar film. Orangtua satu di antara dua pemantik mendapat bombing promo melalui smartphone,” kata Asfinawati.
Akun IG Tempodotco juga mengalami percobaan pengambilalihan selama dua hari berturut-turut yaitu pada Hari Senin 7 Juni 2021 dan Selasa 8 Juni 2021. Peretasan juga dialami peserta aksi Aliansi BEM Samarinda dalam menyikapi pelemahan KPK.
Aksi tersebut diawali dengan infografis kemudian pengiriman whatsapp serentak Ketua KPK Firli Bahuri untuk mundur, aksi media serentak serta pemasangan twibbon juga aksi massa di DRPD Kaltim. Tuntutan mahasiswa adalah menolak segala bentuk upaya pelemahan KPK dengan narasi besar Copot Ketua KPK.
“Pasca pelaksanaan aksi tersebut dua orang peserta aksi diretas. Satu orang akun Instragram dan WhatsApp-nya diretas dan sampai saat ini ditulis belum bisa digunakan. Akun tersebut juga mengirim video tak senonoh pada kontak-kontak yang terdaftar. Seorang lagi diancam untuk diganggu keluarganya,” kata dia.
(Bagus)