Bimata

Jusuf Kalla Sebut Ekonomi Umat Islam Pincang, Pakar: Efek Pola Peminggiran

BIMATA.ID, Jakarta- Akademisi politik Philipus Ngorang memberikan pandangan terkait pernyataan Wakil Presiden ke-10 RI Jusuf Kalla (JK) yang mengatakan bahwa ekonomi umat Islam pincang. JK bahkan menyatakan bahwa dari sepuluh orang kaya, hanya satu di antara mereka yang muslim

Menurut Ngorang, ada mekanisme pasar yang terlalu kuat di Indonesia. Saking kuatnya, pasar bisa merebut satu-satunya modal yang dimiliki masyarakat, yaitu tanah.

“Modal kapital itu adalah uang, mesin, dan tanah. Tanah itu sebenarnya milik masyarakat, tapi pasar membeli tanah itu dan keuntungannya tidak kembali ke masyarakat,” ujarnya, Jumat (20/06/2021).

Ngorang mengatakan bahwa terjadi peminggiran kepada masyarakat Indonesia lewat mekanisme pasar. Caranya adalah dengan membeli tanah mereka, mendirikan properti di situ, lalu menjualnya dengan harga tinggi.

“Itu merupakan suatu pola peminggiran, karena membuat masyarakat menjadi makin miskin,” katanya.

Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu menilai bahwa pemerintah seharusnya bisa melindungi masyarakat dari tangan jahat konglomerat.

“Masyarakat seharusnya bisa tetap memiliki tanah itu dengan cara kerjasama dengan para pemilik modal,” ungkapnya.

Dengan cara tersebut, kapital modal yang dimiliki masyarakat tidak hilang begitu saja.

“Jadi, ketika konglomerat punya uang dan mesin, masyarakat yang punya tanahnya,” paparnya.

 

(Bagus)

 

Exit mobile version