BeritaEkonomiEnergiNasionalPropertiUmum

Harga Batubara Naik, Dampaknya ke Emiten Semen

BIMATA.ID, Jakarta- Batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya cukup cemerlang sepanjang tahun ini. Mengutip Bloomberg, harga batubara Newcastle untuk kontrak pengiriman September 2021 telah berada di level US$ 115,30 per ton pada perdagangan Kamis (17/06/2021).

Bahkan, komoditas energi ini sempat menyentuh harga US$ 115,75 per ton pada perdagangan Jumat (11/06/2021), yang merupakan level tertingginya tahun ini.

Kenaikan harga batubara dinilai akan berdampak bagi kinerja emiten semen. Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi menyebut, beban bahan bakar (fuel) dan power menjadi salah satu beban terbesar emiten semen. Tentunya, kenaikan harga batubara akan berpengaruh terhadap emiten semen.

Hanya saja, karena penggunaan batubara yang masif, Yosua menilai perusahaan semen sudah tentu akan memitigasi risiko kenaikan harga tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan lindung nilai (hedging) ataupun membeli secara kontrak.

“Di sisi lain, emiten semen juga saat ini terus mengembangkan bahan bakar alternatif agar tidak ketergantungan dengan batubara,” terang Yosua, Jumat (18/06/2021).

Yosua menilai, saat ini cukup sulit bagi emiten semen untuk menaikkan harga jual produk. Hal ini karena pasar yang masih dalam keadaan kelebihan pasokan (oversupply) serta permintaan yang masih belum 100% pulih karena pandemi, terutama permintaan dari sektor infrastruktur.

Dalam riset yang dipublikasikan, Senin (07/06/2021), Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menyebut, setidaknya terdapat tiga risiko yang membayangi emiten semen. Salah satunya adalah faktor kenaikan biaya yang lebih tinggi dari perkiraan.

Kenaikan harga batubara dan bahan bakar dapat menimbulkan risiko penurunan margin profitabilitas emiten semen.

Selain itu, manajemen biaya kemungkinan besar akan menjadi tidak efisien jika volume penjualan terpukul, seperti yang terjadi di kuartal kedua 2020.

Sebelumnya, Mimi meyakini margin profitabilitas emiten semen akan meningkat seiring dengan pemulihan volume. Hanya saja, pemulihan ekonomi global telah mendorong naiknya harga batubara yang kemungkinan akan berdampak negatif terhadap margin keuntungan perusahaan semen.

Dihubungi secara terpisah, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah strategi untuk menghadapi kenaikan harga batubara. Salah satunya adalah terus menggenjot pemakaian bahan bakar alternatif. Sehingga, gejolak kenaikan harga batubara tersebut menjadi tidak terlalu signifikan.

Salah satu energi alternatif yang sedang dikembangkan INTP adalah proyek penerimaan refuse-derived fuel (RDF) atau fasilitas pengolahan limbah menjadi energi di Citeuruep.

Selain itu, produsen semen merk Tiga Roda ini melakukan strategi mixing coal untuk mendapatkan campuran harga batubara yang terefisien.

 

(Bagus)

 

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close