Guru Honorer di Sukabumi Lumpuh Usai Vaksin
BIMATA.ID, Jakarta- Seorang guru honorer di Sukabumi, Susan lumpuh usai menjalani vaksinasi COVID-19 tahap kedua. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian kepada Susan.
“Sebagai seorang guru, sangatlah wajar jika pemerintah Kemendikbud, dinas pendidikan membantu proses penyembuhan guru kita. Karena yang meminta agar guru divaksin terlebih dahulu juga adalah pemerintah untuk persiapan tatap muka sekolah,” ujar Dede Yusuf.
“Terlepas dari masalah kesehatan yang belum dijelaskan secara rinci. Tapi Wajib rasanya Dikbud berikan atensi kepada Guru ini,” sambungnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR lainnya, Fikri Faqih, meminta kepada pemerintah untuk menghentikan sementara proses vaksinasi bagi guru. Hal itu dilakukan sampai proses investigasi selesai.
“Gugus tugas bersama pihak terkait perlu menginvestigasi sebab-sebab terjadinya kelumpuhan, agar tidak terjadi lagi hal serupa menimpa kepada guru lain. Menghentikan sementara vaksinasi khususnya bagi guru sampai ada kejelasan dan jaminan keselamatan,” kata Fikri.
Fikri meminta kepada pemerintah transparan dalam melakukan investigasi. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak resah.
“Pemerintah mesti transparan kepada publik akibat kejadian ini agar masyarakat tidak resah karena kejadian ini,” ucapnya.
Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meminta negara untuk hadir dalam kasus guru Susan yang mengalami kelumpuhan dan gangguan penglihatan usai vaksinasi COVID-19 tahap dua.
Hal ini diungkap Dudung Nurullah Koswara, Ketua PB PGRI yang mengatakan sebagai guru honorer Susan sudah menjalankan program pemerintah dengan mengikuti vaksinasi tahap satu dan dua.
“Bu Susan ini sudah mengikuti program pemerintah, vaksin kesatu dan kedua artinya dia aparatur pendidikan walaupun belum ASN dia melayani masyarakat dia sudah mengikuti program pemerintah dia tidak nyinyir dia vaksin satu ikut vaksin dua ikut setelah vaksin kedua dia sakit,” ungkap Dudung
Kehadiran negara dijelaskan Dudung sangat diperlukan untuk memberikan jaminan perlindungan kepada Susan.
“Maka negara harus hadir, memberikan jaminan perlindungan secara psikologis secara finansial dan secara masa depan bu Susan,” jelasnya.
Sebagai seorang guru, Dudung juga menilai peranan Susan amatlah penting sebagaimana guru-guru lainnya di Indonesia. Guru adalah salah satu pertahanan negara.
“Guru adalah pertahanan negara melalui proses pencetakan SDM jadi guru ini strategis semua mulai dari guru, wartawan, masyarakat siapapun yang menggiring kepada dunia edukasi sesungguhnya sudah menularkan kekuatan pertahanan negara melalui sumberdaya manusia. Jadi untuk guru secara makro mudah-mudahan pemerintah lebih memperhatikan lagi terutama guru-guru honorer kemudian secara kasuistis Bu susan di jamin terutama oleh pemerintah . Pemerintah mana? Terutama pemerintah terdekat, Pemkab Sukabumi yang lebih spesifik lagi dinas kesehatan kabupaten Sukabumi harus sangat melindungi,” pungkas Dudung.
(Bagus)