BeritaNasionalPerkebunanPertanian

Walhi: Pemerintah Harus Turunkan Emisi 2 Sektor

BIMATA.ID, Jakarta- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendorong pemerintah fokus menurunkan emisi di sektor land use dan forestry untuk memenuhi target Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 untuk menanggulangi permasalahan krisis iklim. Pasalnya, emisi yang paling besar disumbang oleh Indonesia berasal dari sektor ini.

“Saya pikir perlu menjadi konsen kita semua, Karena tanpa kita bisa benar-benar menurunkan emisi dari sektor land use dan forestry ini, akan sangat sulit bagi Indonesia untuk memenuhi target 29% dan 41% sebagaimana yang terdapat dalam NDC,” ujar Direktur Eksekutif Walhi, Nur Hidayati.

Pemerintah sebetulnya memiliki program untuk mencegah kenaikan emisi, seperti moratorium perizinan baru di lahan gambut, sawit dan sebagainya. Namun, dalam implementasinya masih tetap terjadi pembukaan lahan.

Walhi mencatat, saat moratorium pemberian izin baru pada 2011 dimulai, masih ada 12 juta hektare (ha) lahan yang tetap dibuka untuk berbagai keperluan, karena izin-izin tersebut diberikan sebelum dimulainya periode moratorium. Ia melihat bahwa target NDC 29% juga tidak cukup untuk bisa mencegah kenaikan temperatur global dibawah 1,5 derajat Celcius.

Hal ini terlihat dari laporan Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim atau The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) terakhir yang menunjukkan akumulasi komitmen pemerintah dunia secara global tidak cukup untuk mencegah kenaikan temperatur diatas 1,5 derajat Celcius. Saat ini, kenaikan suhu global berada di sekitar 3,3 derajat Celcius.

“Dari tahun 2010 sebenarnya diperlukan penurunan emisi itu sebesar 45%. Tetapi kalau yang sekarang ini hanya kira-kira 0,2% di tahun 2030 dibandingkan dengan emisi di tahun 2010. Jadi tidak cukup,” jelas dia.

Oleh sebab itu, diperlukan komitmen dari para pemimpin dunia untuk bersama-sama menanggulangi masalah iklim. Sebab, dampak dari perubahan iklim sudah banyak terjadi. Misalnya, semakin meningkatnya kejadian bencana yang diakibatkan kondisi ekstrem.

“Curah hujan yang sangat tinggi, kekeringan yang sangat parah, ini akan bisa mengenai Indonesia dan akan dampaknya sangat besar,” pungkas dia.

 

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close