Prasetyawati: Luangkanlah Waktu untuk Orang Tua
BIMATA.ID, Jabar– Tidak semua orang tua bisa begitu saja mau dan rela terpisah dari keluarga serta anak-anaknya, ketika mereka menginjak usia lanjut. Meskipun di panti jompo mereka dipertemukan dengan banyak orang baru dan banyak teman, rindu akan hangatnya berkumpul bersama anak atau pun cucu tak bisa ditepis.
Meski sebuah panti memiliki jam-jam kunjung tertentu, tetap saja perbedaan itu pasti amat berasa dan mungkin terasa berat sebelum kerasan. Demikian juga dengan biaya yang perlu dikeluarkan oleh keluarga tidak sedikit, terlebih untuk biaya penitipan dan perawatan.
Amat disayangkan jika melihat suatu hari orang tua dipulangkan karena pembiayaannya kurang atau malah nunggak. Perlu diperhitungkan matang-matang antara untung dan ruginya, dengan segala pertimbangan yang ada jika menitipkan orang tua di panti menjadi salah satu pilihan, sebelum mencapai solusi.
Menurut Ketua PD Perempuan Indonesia Raya (PIRA) Gerindra Jawa Barat, Ir. Prasetyawati, ada beberapa penyebab perubahan yang terjadi kepada lansia dalam keluargnya.
Pelayanan kesehatan yang seharusnya layak bagi seorang lanjut usia, didapatinya dengan kurang memadai. Sehingga timbul beberapa penyakit lain yang menyebabkan dirinya hipertensi, atau mungkin hal lain seperti diabetes, serta gangguan penglihatan dan lainnya.
Dikarenakan kondisi yang semakin renta, maka semangat untuk mencari mata pencaharian semakin menurun, dan tak banyak yang bisa dilakukan bagi seorang lanjut usia. Kondisi fisik yang terbatas bergesekan dengan pemenuhan kebutuhan hidup, hal ini sering kali sulit diterimanya.
Kerap seseorang ketika semakin menua lebih condong untuk mengisolasi diri, diakibatkan juga kurangnya dukungan dari pemuda-pemudi disekitarnya untuk membawanya ke tengah masyarakat.
“Aktivitas yang tidak lagi seperti biasanya membuat lansia tidak lagi banyak campur tangan terhadap beberapa hal yang biasa dilakukannya ketika mampu,” ujarnya.
Penyebab perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia di panti dikarenakan pola hidup yang mengikuti aturan panti, adaptasi dengan kenalan baru, terlibat dalam kegiatan masyarakat yang direncanakan khusus untuk orang dewasa.
Ataupun mengisi waktu dengan mencari tau apa yang ada di lingkungan baru dan kegiatan baru yang sering dilakukan membuatnya berkembang.
“Karena dari sekian penyebab-penyebab yang terjadi di atas tadi, pasti masih ada penyebab lain yang sifatnya situasional atau pun dikarenakan faktor x yang tidak kita ketahui secara mudah,” ungkapnya.
Beberapa penyebab perubahan di atas tadi menurut Prasetyawati, yang juga merupakan Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jawa Barat, mengantarkan seorang lanjut usia menghadapi masalahnya sendiri. Misalnya masalah yang harus dihadapi adalah ketika seorang lansia tinggal dengan keluargnya, nilai-nilai yang berbeda dengan generasi di bawahnya membuat seorang lanjut usia menjadi kurang tenang dan was-was, ditambah dengan kondisinya yang terbatas.
“Terlepas apapun alasannya keluarga menitipkan orang tua di panti jompo, sudah sepantasnya, kita sebagai anak muda meluangkan waktu untuk mengunjungi mereka para lansia di panti jompo. Meskipun itu bukan orang tua kita secara langsung,” sarannya.
Kepedulian terhadap para lansia, merupakan refleksi kepedulian kita terhadap orang tua sendiri atau orang yang lebih tua dari kita.
Saat melakukan kunjungan ke Panti Jompo Budi Istri di Bandung bersama sejumlah pengurus PD PIRA Jabar, Prasetyawati merasakan adanya bisikan batin dari para lansia di panti jompo.
“Mereka hanya perlu ditemani, hanya perlu diajak bicara. Mereka hanya perlu didengarkan ceritanya. Sesekali dipegang tangan keriputnya. Itulah harapannya,” pungkasnya.
(Bagus)