BIMATA.ID, Jakarta — Pemerintah memastikan Provinsi Aceh merupakan salah satu kota yang masuk dalam fokus percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Aceh melalui green industrial park atau kawasan industri hijau.
“Aceh memiliki potensi pengembangan EBT yang besar, yaitu mencapai 27,7 megawatt (MW),” kata Luhut, Rabu (21/04/2021).
Secara rinci, potensi EBT di Aceh mencapai 25,31 gigawatt (GW), terdiri dari 1,2 GW energi panas bumi, 16,4 GW energi surya, 6,6 GW energi hidro, 0,89 GW energi angin, dan 0,22 GW bioenergi.
Salah satu lokasi yang akan difokuskan untuk EBT adalah Kawasan Industri (KI) Ladong. Ditargetkan nantinya Aceh dapat menjadi kawasan percontohan green industrial park. Selain itu, KI Ladong akan mampu menjadi magnet penggerak perekonomian di wilayah Aceh.
“Saran saya, koordinasikan dengan Menteri ESDM dengan Menteri Perindustrian untuk membuat Aceh Green Industrial Park supaya arah kita kesana, mengingat kita punya potensi EBT yang besar,” ujarnya.
Selain membahas potensi pengembangan EBT, progres pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe juga dikulik dalam rapat ini. Kegiatan utama di KEK Lhokseumawe meliputi pembangunan dan pengelolaan kawasan, industri energi, industri petrokimia, industri pengolahan kelapa sawit, dan logistik yang akan melibatkan 40.000 orang pada 2027.
Rapat tersebut juga membahas tentang investasi di Kepulauan Banyak, Kabupaten Singkil. Nantinya, Uni Emirat Arab (UEA) akan menanamkan investasi sekitar 500 juta dolar AS. Untuk menunjang investasi tersebut, diperlukan pembangunan infrastruktur yang mumpuni, seperti pendirian Pelabuhan Singkil dan Bandara Syekh Hamzah Fansyuri.
“Saya yakin ini dapat kasih kontribusi banyak bagi perekonomian Aceh,” kata Luhut.
[oz]