BIMATA.ID, Jakarta- Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan harga cabai secara nasional akan turun dalam waktu dekat. Hal ini terjadi karena stok komoditi tersebut sudah aman yang juga karena pengaruh dari cuaca.
“Secara nasional ketersediaan pangan kita aman. Bahkan pemerintah sudah melakukan perhitungan perhitungan sampai bulan Mei atau paska lebaran,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi.
Kementan sudah berkewajiban untuk menjaga harga mulai dari produsen, penjual hingga sampai kepada konsumen. Dua hal tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Perhitungan yang dimaksud, kata Agung, adalah dengan melakukan intervensi pemerintah di saat kondisi harga mulai tidak stabil. Salah satunya dengan memobilisasi daging dari sentra produksi sampai ke pasar.
“Begitu juga dengan komoditas cabai yang naik karena faktor cuaca. Kami intervensi sehingga masyarakat bisa membelinya dengan harga yang murah. Dan kami pastikan dalam waktu dekat ini harga cabai akan turun,” katanya.
Di samping itu, pemerintah secara rutin memonitoring situasi dan pergerakan harga di lapangan yang dilakukan selama 2 minggu sekali. Hasil monitoring ini selanjutnya dicocokkan dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS).
“Oleh karena itu segala macam upaya kita lakukan. secara continue kita melakukan pertemuan rutin dan melakukan intervensi antar lembaga pemerintah, sehingga kenaikan yang terjadi tidak lebih dari 10 persen,” katanya.
Pengamat pangan IPB sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santoso, mengatakan dalam waktu dekat kondisi harga komoditas cabai di pasaran secara perlahan akan berangsur rurun.
Menurut Dwi, kenaikan yang terjadi selama ini merupakan sirklus musiman biasa yang disebabkan cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi. Sirklus ini bahkan sudah diamati sejak 7 tahun terakhir, di mana setiap puasa dan lebaran harga komoditas utama seperti cabai, bawang dan ayam potong akan mengalami kenaikan.
“Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Ramadhan atau lebaran. Kenaikan ini hanya siklus musiman biasa akibat cuaca ekstrem. Dan kalau kita perhatikan saat ini nampaknya mulai kembali normal,” tutupnya.
(Bagus)