BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah melalui rapat koordinasi antar Menteri telah memutuskan untuk mengimpor tiga komoditas sebagai pasokan dalam memenuhi kebutuhan selama satu tahun mendatang, termasuk bulan Ramadan 2021. Tiga komoditas itu di antaranya bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula pasir.
“Untuk komoditas impor semua sudah kita tetapkan melalui rapat koordinasi. Misalnya untuk bawang, daging sapi/kerbau dan gula putih (untuk) kebutuhan Ramadan dan satu tahun,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi.
Agung merinci, untuk besaran impor komoditas bawang putih yakni ditetapkan mencapai 257.824 ton. Kemudian untuk komoditas daging sapi sebanyak 111.296 ton. Sementara itu, kuota impor komoditas gula pasir yang disepakati sebesar 646.994 ton.
“Bawang putih 257.824 ton, daging sapi/kerbau 111.296 ton, dan gula 646 944 ton,” bebernya.
Kendati demikian, dia belum merinci lebih lanjut terkait waktu kedatangan atas tiga komoditas impor tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menjelaskan, Indonesia masih harus melakukan impor terhadap beberapa komoditas pokok mulai dari kedelai hingga gula. Hal itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan komoditas dalam negeri, apalagi Ramadan dan hari raya Idul Fitri akan segera datang.
“Untuk sebagian komoditas seperti kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula memang masih membutuhkan impor,” ujar Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI.
Momon membeberkan, hingga Mei 2021, Indonesia masih harus mengimpor kedelai sebanyak 1 juta ton. Untuk bawang putih, besarannya mencapai 257.000 ton. Lalu daging sapi/kerbau 145.000 ton dan gula pasir 646.000 ton.
Untuk gula pasir, terdapat kebutuhan terhadap gula rafinasi sekitar 3 juta ton (raw sugar). Momon mengatakan, total kebutuhan gula hingga Mei nanti mencapai hampir 6 juta ton.
“Kita baru memenuhi 2,1 jutanya (produksi gula konsumsi dan rafinasi dalam negeri hingga Mei 2021),” jelasnya.
Impor daging sapi/kerbau sendiri sebenarnya belum mencukupi kebutuhan hingga Mei mendatang karena masih akan defisit. “Khusus daging sapi, walau sudah impor, neraca sampai akhir Mei diperkirakan masih defisit sekitar 14.000 ton,” tutupnya.
(Bagus)