Bimata

Sri Laelasari Sebut Warga Mulai Keluhkan Kohe, PJU dan Jalan Rusak

BIMATA.ID, Kuningan — Anggota DPRD Kabupaten Kuningan dari Partai Gerindra, Sri Laelasari dalam melaksanakan kegiatan Reses masa Persidangan ke-2 menerima sejumlah aspirasi para konstituen.

Beberapa keluhan masyarakat disampaikan seperti kerusakan jalan, Penerangan Jalan Umum (PJU), Kotoran Hewan, dan Keluhan Para Pelaku UMKM, di Aula Kantor Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur, Jumat (23/4).

“Lagi-lagi menerima aspirasi dari warga Kelurahan Winduherang, Kecamatan Cigugur, terkait pencemaran limbah Kotoran Hewan (Kohe) di pemukimannya. Selain itu PJU di jalan Cigugur-Gunung Keling yang merupakan akses jalan Provinsi itu tidak maksimal,” ujar Sri Laelasari yang juga Sekretaris Fraksi Gerindra Bintang.

Legislator perempuan dari Daerah Pemilihan 1 (Dapil 1) yang melingkupi Kecamatan Kuningan, Cigugur, Garawangi, Sindangagung, Ciniru dan Hantara menerangkan hasil resesnya bahwa warga mengeluhkan bau kotoran hewan, dari kandang sapi dan ayam di seputar Kelurahan Cipari yang menyebar ke pemukiman yang ada di bagian bawah.

“Coba deh para pemilik kandang ayam atau sapi, punya rumah di bawah, bau kotorannya sangat mengganggu kami,” ujar Sri yang menceritakan keluhan dari warga pada saat Reses sore tadi.

Selain keluhan pencemaran dan polusi Kohe, Sri menuturkan bahwa warga Cipari juga meminta agar bisa memperjuangkan terwujudnya beberapa titik PJU di sekitar jalan provinsi yang menghubungkan Kelurahan Cigugur dengan Desa Gunungkeling.

“Alhamdulillah untuk keluhan masalah Kohe, Saya sudah menempuh berbagai upaya agar permasalahan pencemaran limbah Kohe bisa segera tuntas,” imbunya.

Perempuan yang aktif turun ke lokasi-lokasi kandang hewan di seputaran Kecamatan Cigugur untuk menuntaskan permasalahan limbah kohe ini mengklaim telah ada hasil yang signifikan dari upaya yang dilakukan pihaknya bersama dinas mitra Komisi 3.

“Di antaranya beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Kuningan, melalui Perumda Aneka Usaha sudah mulai membuat pabrik pengolahan kohe menjadi pupuk dan produk lainnya, agar kohe yang dihasilkan dari kandang warga bisa ditampung dan dimanfaatkan,” ungkapnya.

Selain itu, pihak KSU Karya Nugraha, Sri mengatakan, telah menunjukkan tanggung jawabnya kepada warga yang kolamnya terdampak pencemaran limbah kohe dengan mengeluarkan ganti rugi.

“Pihak KSU menyatakan sudah mengeluarkan ganti rugi sekira Rp 13 juta per kolam yang tercemari kohe,” kata Sri.

Sri menyebutkan di wilayah tersebut ada dua jenis peternakan yang menyebabkan pencemaran, yakni peternakan sapi dan ayam.

Terkait keluhan penerangan jalan umum, dijawab Sri dengan akan terus mendorong Dinas Perhubungan Kuningan untuk memprioritaskan terwujudnya beberapa titik PJU di daerah yang dikeluhkan warga.

“Ini memang jalan vital yang ramai, jalan provinsi juga, yang harus mendapatkan penerangan. Kami sudah coba komunikasi dengan Dishub Kuningan, katanya ada program penerangan jalan dari pusat sebanyak 50 titik untuk sekitar wilayah Kelurahan Cipari ini,” sebutnya.

Selain melaksanakan reses, Sri Laelasari juga menyempatkan berkunjung ke Sekretariat Pemuda PUI Kabupaten Kuningan. Di sana Sri bersama rombongan beberapa ranting Gerindra Kecamatan Cigugur dan Kuningan menggelar buka bersama.

Rilis/Man

 

 

 

Exit mobile version