Bimata

RI Kalah Gercep dengan Turki Garap Harta Karun Energi

BIMATA.ID, Jakarta- Indonesia memang memiliki sumber harta karun energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat untuk sumber daya panas bumi. Tapi ternyata, dalam kurun waktu setidaknya 12 tahun terakhir, perkembangannya justru kalah dari beberapa negara lainnya.

Berdasarkan data BP Statistical Review 2020, rata-rata pertumbuhan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia hanya 6,3% per tahun sejak 2008 hingga 2018. Pada 2008 kapasitas terpasang PLTP Indonesia sebesar 1.052 mega watt (MW), namun hingga 2018 total kapasitas terpasang PLTP hanya mencapai 1.946 MW, dan pada 2019-2020 tetap berada pada kapasitas 2.131 MW.

Dari sisi pertumbuhan per tahun, Indonesia ternyata kalah saing dengan negara pimpinan Erdogan alias Turki. Perkembangan kapasitas terpasang PLTP di Turki bahkan mencapai 45,6% per tahun sejak 2008-2018.

Pada 2008, kapasitas terpasang PLTP Turki hanya 30 MW, jauh lebih rendah dari kapasitas terpasang RI saat itu yang telah menyentuh 1.052 MW. Namun, Turki konsisten dan serius mengembangkan sumber energi panas bumi ini, terbukti dari kapasitas PLTP setiap tahunnya terus meningkat pesat.

Pada 2009 kapasitas PLTP Turki naik menjadi 77 MW, lalu 94 MW pada 2010, naik lagi menjadi 114 MW pada 2011 dan 162 MW pada 2012. Lalu, peningkatan signifikan terjadi pada 2013 menjadi 311 MW, lalu 405 MW pada 2014, 624 MW pada 2015, 821 MW pada 2016, dan akhirnya menyentuh 1.064 MW pada 2017. Kemudian pada 2018 naik lagi menjadi 1.283 MW pada 2018, dan pada 2019 telah mencapai 1.515 MW.

Dalam kurun waktu 12 tahun, Turki bisa menaikkan kapasitas pembangkit listrik panas buminya mencapai hampir 1.500 MW. Sementara Indonesia dalam kurun waktu tersebut, kapasitas PLTP hanya tumbuh 1.079 MW.

Padahal, dari sisi sumber daya, Indonesia memiliki sumber daya panas bumi jauh lebih besar dibandingkan Turki. Indonesia memiliki sumber daya 23.965,5 MW, sementara Turki hanya 4.500 MW. Artinya, Turki sudah memanfaatkan lebih dari 30% sumber dayanya tersebut, sementara pemanfaatan panas bumi untuk listrik di Indonesia masih 8,9%.

Selain Turki, dari sisi pertumbuhan kapasitas PLTP per tahun, Indonesia juga masih kalah dengan Kenya. Kenya memiliki pertumbuhan kapasitas PLTP 17,9% per tahun dari 2008-2018, meski total kapasitas terpasang masih lebih rendah dibandingkan Indonesia dan Turki.

Pada 2008 kapasitas PLTP Kenya sebesar 128 MW, stagnan dari tahun-tahun sebelumnya. Namun mulai 2009 dan seterusnya kian meningkat. Pada 2009 kapasitas terpasang PLTP naik menjadi 163 MW, lalu 198 MW pada 2010-2011, 206 MW pada 2012-2013, 366 MW pada 2014, dan naik signifikan pada 2015 menjadi 619 MW, 663 MW pada 2016, 673 MW pada 2017, sempat turun lagi ke 663 MW pada 2018, dan naik lagi menjadi 823 MW pada 2019.

Dari sisi sumber daya, Kenya memiliki sumber daya terbesar ke-4 di dunia, yakni mencapai 15.000 MW.

Berdasarkan data BP Statistical Review 2020, total kapasitas terpasang PLTP di dunia hingga 2019 mencapai 13.931 MW.

 

(Bagus)

Exit mobile version