Politik

Prasetyo Hadi Mendampingi Ahmad Muzani ke Ponpes Gontor

BIMATA.ID, Jawa Timur –– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Prasetyo Hadi mendampingi Wakil ketua MPR RI Ahmad Muzani  melakukan silaturahmi dengan pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, 27/3/2021

Selain Ketua OKK DPP Partai Gerindra Prasetyo Hadi juga hadir cucu pendiri NU Hasyim Asyari, Gus Muhammad Irfan Yusuf Hasyim, Ketua Badan Legislasi DPR RI, Dr. Supratman A. Agtas, Ketua Fraksi Gerindra Jawa Timur Hadinuddin, Ketua Komisi C DPRD Jatim H. Hidayat. M.Si, Plt Sekretaris DPC Gerindra Malang Chusni Mubarok dan Ketua DPC Gerindra Ponorogo Supriyatno disambut oleh pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor termasuk K.H. Hasan Abdullah Sahal.

“Dalam rangka menyerap aspirasi terkait dengan peta pendidikan nasional, haluan negara dan empat pilar kebangsaan,” Kata Prasetyo Hadi melalui akun facebook Prasetyo Hadi Page.

Senada Ahmad Muzani menyampaikan bahwa kunjungannya ke Pesantren Gontor juga untuk melaksanakan tugasnya sebagai pejabat negara wakil ketua MPR RI untuk menyerap aspirasi terkait dengan peta pendidikan nasional, haluan negara dan empat pilar kebangsaan.

“Kami di MPR tugasnya mengawal pancasila UUD 45 supaya praktek bernegara tidak keluar dari UU konstitusi bernegara,” kata Muzani dalam diskusi dengan para pimpinan pondok pesantren Gontor tersebut.

Dia menuturkan bahwa tujuan bernegara seringkali terganggu oleh pragmatisme karena itu dia mengajak semua pihak untuk terus mengingatkan tujuan bernegara, karena itu keberadaan MPR RI juga senantiasa mengingatkan kembali agar pemerintah berada pada jalur konstitusi.

“Dalam UUD 1945 ada beberapa pemikiran, ada yang berpikir kita kembali ke UUD 45, ada pemikiran yang berpikiran kita revisi, ada yang berpendapat menambah tapi hanya pokok haluan negara, supaya ada keberlanjutan pembangunan, sekarang dalam kajian DPR RI,”terang Muzani menyampaikan perkembangan kebangsaan saat ini

Sementara pimpinan pondok pesantren Gontor K.H. Hasan Abdullah Sahal mengingatkan pesan yang pernah ia sampaikan ke Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto agar bangsa Indonesia tetap berada pada naluri kebangsaan.

“Saya ngomong sama pak prabowo disini ada kata yang dihafalkan dari saya “nurani” saya titip nurani, kedua pidato Bung Karno “naluri” naluri bangsa ini adalah naluri anti penjajah, naluri yang tidak mudah nurut, naluri yang mendorong untuk maju. Ini cocok dengan 4 pilar, jadi jangan khawatir. Jadi nurani jangan dibelah, jangan sampai terjadi pembelahan,” ungkapnya.

Usman

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close