HeadlineOpiniPolitik

Gara-Gara KSP Sibuk Urus Legitimasi Partai, Jokowi Keliru Sampaikan Data Impor Beras

BIMATA.ID, Jakarta – Direktur Eksekutif Nurjaman Center Indonesia Demokrasi (NCID), Jajat Nurjaman menuturkan, ada beberapa catatan penting yang menjadi pro dan kontra atas pernyataan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo alias Jokowi terkait data impor beras beberapa waktu lalu.

Pertama, lemahnya koordinasi antar lembaga. Jokowi menyebutkan, Indonesia sudah 3 tahun tidak melakukan impor beras. Akan tetapi, data ini berbeda dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan Indonesia melakukan impor beras.

Kedua, buruknya kinerja Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Diketahui, KSP Moeldoko kini lebih memilih sibuk melegitimasi jabatan barunya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat versi Kongres Luas Biasa (KLB) Deli Serdang.

Mengingat, salah tugas KSP adalah pengolahan isu strategis dengan menyajikan data lengkap untuk Presiden RI. Namun, dengan polemik tersebut, maka kinerja KSP dapat dinilai tidak profesional.

“Terakhir, pernyataan (data impor beras) resmi Presiden adalah cerminan kualitas orang-orang disekitarnya. Meskipun dikatakan wajar terjadi pro dan kontra, tetapi kekeliruan menyodorkan data abal-abal tidak bisa ditoleransi. Sehingga, dapat berakibat mendegradasikan kepercayaan publik terhadap Presiden,” tuturnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/03/2021).

Sebelumnya, pada Jumat (26/03/2021), Jokowi menyampaikan pernyataan terkait data impor beras. Adapun isi pernyataan tersebut sebagai berikut:

Saya pastikan bahwa sampai Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita Indonesia.

Kita tahu sudah hampir 3 tahun ini kita tidak mengimpor beras dan saya tegaskan memang ada MoU dengan Thailand dan Vietnam. Itu hanya untuk berjaga-jaga mengingat situasi pandemi yang penuh ketidakpastian

Saya tegaskan sekali lagi, berasnya belum masuk.

Saya pastikan beras petani akan diserap oleh Bulog dan saya akan segera memperintahkan menteri keuangan agar membantu terkait anggarannya.

Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai diharapkan.

Oleh sebab itu saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini justru membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close