BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah resmi memberikan berbagai relaksasi atau insentif guna meningkatkan daya konsumsi masyarakat. Adapun hal tersebut dilakukan guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan menyebut belanja konsumen menyumbang 57% untuk ekonomi Indonesia. Menurutnya, dengan meningkatkan daya beli masyarakat maka ekonomi Indonesia pun ikut meningkat.
“Saya rasa kita paham bahwa 57% ekonomi Indonesia didasarkan pada belanja konsumen dan sektor manufaktur hampir menyumbang 20% ke PDB (Produk Domestik Bruto),” ujar Airlangga
Salah satu relaksasi yang baru-baru ini diresmikan adalah PPnBM 0% atau diskon pajak pembelian kendaraan bermotor berkapasitas di bawah 1.500 cc. Hal ini mengingat produksi kendaraan berkapasitas 1.500 cc mencapai 90%.
“Sebenarnya yang kita rencanakan dengan kebijakan ini yakni sektor otomotif yang kapasitasnya di bawah 1.500 cc, yang produksinya sudah lebih dari 90% di dalam negeri. Artinya multiplier effect nya tinggi. Dan sektor ini mempekerjakan sekitar 1,5 juta orang secara langsung dan 4,5 juta orang secara tidak langsung,” katanya.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan dengan memberikan relaksasi tersebut maka dapat meningkatkan daya belanja masyarakat. Bahkan, kebijakan ini juga disebut dapat meningkatkan ekspor ke luar negeri mengingat biaya produksinya yang lebih rendah.
“Sehingga jika kita memberikan kemudahan kepada konsumen, maka akan meningkatkan kapasitas produksi. Jika (produksi) dinaikkan ke level mendekati 1 juta unit setengah per tahun artinya ekspor Indonesia berbasis otomotif menjadi kompetitif. Untuk bersaing dengan negara lain seperti Thailand, maka kami harus meningkatkan volume produksi ke level sebelum pandemi,” katanya.
Di samping PPnBM, Airlangga juga mengatakan memberikan relaksasi Value Added Taxes (VAT) atau PPN untuk sektor properti. Terlebih sektor ini juga berperan terhadap PDB Indonesia.
“Dan dari segi properti, kami melihat bahwa sektor properti terpukul oleh pandemi tidak hanya sektor real estate tetapi juga sektor konstruksi. Sektor properti juga memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia dan terdapat sekitar 174 industri yang mengandalkan sektor properti,”paparnya.
Ia mengatakan dengan memberikan insentif kepada sektor properti akan meningkatkan daya belanja kaum menengah. Mengingat saat ini jumlah properti menyasar kelas menengah dan dari segi perbankan, jumlah simpanan kelas menengah mengalami peningkatan.
“Beberapa pasar properti menyasar kelas menengah. Dan jika kita lihat dari sudut pandang perbankan, jumlah tabungan kelas menengah terus meningkat. Jadi ini adalah upaya untuk menggunakan kesempatan kelas menengah agar dapat belanja lebih banyak. Oleh karena itu, kita lakukan relaksasi pada nilai dan pajak untuk properti,” pungkasnya.
(Bagus)