BIMATA.ID, Jakarta- Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas, Reni Mayemi mengatakan bahwa sektor pengembangan industri kelapa sawit sangat strategis bagi pembangunan perkebunan di Indonesia karena mampu menjadi pelopor pembangunan agrobisnis nasional. Terdapat dua potensi energi yang dapat dihasilkan dari kelapa sawit yaitu Biodiesel dan Biopower.
Biodiesel dihasilkan dari pengolahan lebih lanjut dari minyak kelapa sawit sementara Biopower dihasilkan melalui penggunaan residu pengolahan tandan buah segar sebagai bahan bakar bagi pembangkit listrik. Minyak sawit merupakan produk pertanian yang paling siap sebagai sumber energi terbarukan, kehadiran minyak sawit menjadi biodiesel sangat strategis untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengantisipasi krisis energi di masa depan serta membantu menekan subsidi Bahan Bakar Minyak/BBM yang berasal dari energi minyak mentah.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurachman mengatakan perekonomian Indonesia akan pulih pada tahun 2021, kebijakan pemerintah yang melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi, serta implementasi Undang Undang Cipta Kerja ditambah vaksinasi akan mendorong ekonomi pada tahun ini. Percepatan reformasi dan sumbangan sektor industri sawit dan energi juga sangat berpengaruh, implementasi Mandatori B30 juga berkontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi.
“Kami diberikan amanah untuk membuat program program untuk pembangunan sektor perkebunan sawit, semua program yang kami lakukan tujuannya untuk berkelanjutan,” kata Eddy.
Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia, Tatang Soerawidjaja mengatakan kelapa sawit merupakan penyelamat ekonomi dan sektor ini bisa tumbuh selama pandemi, kemudian minyaknya bermutu dan sangat baik dan mudah diolah menjadi produk apapun.
Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung mengatakan solusi untuk keberlanjutan industri sawit yaitu dengan melakukan lobi ke Kementerian LHK dan Kementan untuk memfasilitasi pekebun terkait pelepasan status kawasan khususnya perkebunan kelapa sawit.
(Bagus)