BIMATA.ID, Jakarta – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan, media sosial (Medsos) telah menjadi alat propaganda kelompok separatis Papua.
Marsekal TNI Hadi mengemukakan, setidaknya ada tiga elemen yang memanfaatkan Medsos sebagai alat propaganda, yakni elemen dari front politik, front klandestin, dan front bersenjata.
“Kita semua menyadari bahwa kekuatan internet dan Medsos telah digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme dan terorisme. Sebagai contoh adalah para aktor separatis Papua baik di front politik, front klandestin, dan bersenjata juga memanfaatkan media sosial untuk propaganda-propagandanya,” ucapnya, dalam Rapim TNI 2021, Selasa (16/02/2021).
Panglima TNI menyebut, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah melahirkan ‘senjata sosial’. Kelahiran ‘senjata sosial’ bahkan telah membuat masyarakat mengikuti kemauan senjata tersebut.
“Saat ini juga terdapat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah melahirkan ‘senjata sosial’ baru. ‘Senjata sosial’ baru ini hampir menjadikan kita semua ikut dalam media tersebut,” imbuhnya.
Marsekal TNI Hadi menyadari, bahwa terdapat efek berbahaya dari kekuatan Medsos. Sebagai langkah antisipasi, ia menegaskan, keberadaan Medsos, internet, maupun siber menjadi perhatian TNI.
“Internet, siber, dan media sosial harus menjadi perhatian kita semua. Kekuatan media sosial telah mengggulirkan kerusuhan di beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, Myanmar, dan Thailand,” ungkapnya.
[MBN]