BeritaEkonomiEnergiNasional

Peran Biodiesel Perkuat Ketahanan Energi Nasional

BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan pentingnya peran biodiesel dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

Hal ini disampaikan secara langsung saat menghadiri IRENA 11th Session Assembly pada sesi Renewables and Pathway to Carbon NeutralityInnovation, Green Hydrogen and Socioeconomic Policies yang berlangsung secara virtual, Rabu (20/01/2021) pekan lalu.

Pemerintah tengah menyusun rencana strategi pengembangan biodiesel melalui mandatori B30 dan B40. Program tersebut akan dimonitor dan dievaluasi secara berkala dengan memfasilitasi terjadinya debottlenecking, meningkatkan infrastruktur pendukung serta, memastikan insentif tetap berjalan.

Implementasi program B40 dan B50 saat ini sedang dalam tahap pengkajian komprehensif mengenai komposisi campurannya, evaluasi ekonomi yang juga mencakup kesiapan, bahan baku, dan infrastruktur pendukungnya.

“Uji jalan B40 akan dilanjutkan dengan uji coba pada pembangkit listrik tenaga diesel yang sudah ada,” kata Arifin dalam siaran pers di situs Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Senin (25/1).

Terkait upaya peningkatan penyediaan bahan baku biodiesel, Arifin mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia tengah berupaya mengembangkan berbagai bahan baku dari sumber daya alam domestik lainnya sebagai pengganti kelapa sawit. Pengembangan ini disertai dengan meminimalkan pembukaan lahan atau hutan.

“Kementerian ESDM bekerja sama dengan stakeholders terkait untuk menggunakan lahan reklamasi atau pasca tambang dan mengupayakan tanaman yang cocok berdasarkan kondisi lahan dan iklim,” jelasnya.

Hingga tahun 2020, realisasi pemanfaatan biodiesel untuk kebutuhan domestik sebesar 8,46 juta kiloliter (KL). Pemanfaatan biodiesel ini berdampak pada penghematan devisa sebesar Rp38,31 triliun berdasarkan perhitungan menggunakan rata-rata MOPS solar 2020 sebesar US$ 50 per BBL dengan kurs Rp14.400 per dolar AS.

Di samping menekankan pemanfaatan biodiesel, Arifin juga menyampaikan beberapa inovasi Indonesia menuju netralitas karbon melalui co-firing PLTU, pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF), penggantian diesel dengan pembangkit listrik energi terbarukan termasuk yang berbasis hayati, pemanfaatan non listrik atau non biofuel seperti briket, dan pengeringan hasil pertanian dan biogas.

PT Pertamina (Persero), tengah mengembangkan Green Refineries untuk memproduksi Green Diesel, Green Gasoline, dan Green Avtur.

IRENA adalah badan internasional yang berupaya untuk melaksanakan mitigasi perubahan iklim melalui pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.

Tujuan pendirian IRENA adalah untuk membantu pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan secara luas melalui kegiatan-kegiatan yang konkret. Indonesia telah secara resmi ditetapkan menjadi anggota IRENA pada tanggal 7 September 2014 setelah sebelumnya status IRENA melalui Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang Pengesahan Statute of the International Renewable Energy Agency (Statuta Badan Energi Terbarukan Internasional).

Keanggotaan Indonesia pada IRENA dapat mendukung upaya pemerintah dalam pengembangan EBTKE sesuai target pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang telah ditetapkan.

(Bagus)
Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close