BeritaEkonomiPertanianRegional

Jawa Timur Dapat Alokasi Pupuk Subsidi Terbesar

BIMATA.ID, JATIM- Kementerian Pertanian menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak  9 juta ton ditambah 1,5 juta liter pupuk organik cair. Dari jumlah itu secara nasional, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan stok pupuk subsidi mencapai 1,25 juta ton. Sementara Provinsi Jawa Timur mendapat jatah pupuk subsidi terbanyak yakni 290.642 ton.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal menyebutkan, alokasi pupun subsidi secara nasional yang diproduksi Pupuk Indonesia meiputi  648.853 ton urea, 299.260 ton NPK, 95.514 ton SP 36, 118.620 ton ZA serta 92.157 ton pupuk organik. Dan pupuk non subsidi yang tersedia sekitar 800 ribu ton. Dari total stok tersebut, daerah dengan jumlah stok terbanyak adalah Jawa Timur 290.642 ton, Jawa Barat sebesar 123.269 ton, dan Sulawesi Selatan sebesar 79.812 ton.

Jumlah alokasi pupuk bersubsidi di tahun 2021 sendiri mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi total sebesar 9.041.475 ton pupuk ditambah 1.500.000 liter pupuk organik cair. Adapun rincian alokasi pupuk bersubsidi di tahun 2021 adalah 4.166.669 ton urea, 640.812 ton SP36, 784.144 ton ZA, 2.662.000 ton NPK, 770.850 ton organik dan 17.000 ton NPK formula khusus.

“Alokasi tersebut yang menjadi dasar Pupuk Indonesia Grup untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke daerah-daerah sesuai dengan jumlah yang ditetapkan Pemerintah,” ujarnya.

Sebagai BUMN yang mendapat tugas menyalurkan pupuk, Pupuk Indonesia hanya bisa mendistribusikan pupuk bersubsidi sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan tersebut. Gusrizal menekankan bahwa agar penyaluran pupuk bersubsidi benar-benar tepat sasaran ada sejumlah persyaratan yang perlu dipenuhi petani.

Sesuai dengan Permentan No 49 tahun 2021, petani yang berhak memperoleh pupuk bersubsidi adalah mereka yang bergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam e-RDKK dan untuk wilayah tertentu, sudah memiliki Kartu Tani dan pembelian harus dilakukan di kios-kios resmi.

“Tanpa persyaratan tersebut, maka petani tidak dapat dilayani untuk pembelian pupuk bersubsidi. Namun sebagai alternatif, kami menyiapkan pupuk non subsidi,” pungkas Gusrizal.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan pada 2021,  merupakan masa transisi karena dampak wabah Covid-19 masih akan terasa. Petrokimia Gresik tetap berkomitmen untuk mendukung pemenuhan alokasi pupuk bersubsidi nasional sesuai penugasan pemerintah, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di pasar komersil, baik domestik maupun ekspor.

“Selain penugasan pemerintah melalui pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik juga memperkuat penetrasi pasar pupuk komersil,” tandas Dwi Satriyo.

Kekuatan Petrokimia Gresik di sektor pupuk komersil adalah kemampuan dalam memenuhi kebutuhan spesifik konsumen, baik spesifik lokasi maupun komoditi. Dwi Satriyo pun mengaku optimistis, Petrokimia Gresik mampu memperluas pangsa pasar pupuk komersil, terutama untuk jenis pupuk NPK dimana perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia, yaitu 2,7 juta ton per tahun.

 

(Bagus)

Tags

Related Articles

Bimata
Close