Opini

Dari Refocusing Untuk Vaksinasi, Hingga Bencana Melanda dimana-mana.

 Penulis Munadi Marpa, Yayasan Bina Insan Bangsa

BIMATA.ID, Opini — 12 Januari 2021, Menkeu Republik Indonesia mengeluarkan keputusan yang berisi tentang pelaksanaan refocusing dan re – alokasi anggaran belanja Pemerintah di tahun 2021. Pelaksanaan itu sudahlah tentu sesuai arahan Presiden RI dalam rangka penanganan pandemi Covid (vaksinasi dan bantuan sosial untuk pemulihan ekonomi masyarakat dan sebagainya). 

Wabah Covid-19 memang belum meredah. Grafik peningkatan pasien yang terus bertambah setiap harinya masih menunjukkan kekhawatiran bagi pemerintah. Kepanikan itu didukung dengan mulai maraknya ruang-ruang perawatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. 

Bagi pemerintah, vaksinasi adalah salah satu solusi mencegah kian bertambahnya pasien terjangkit virus. Vaksin memang tak bisa mencegah penyebaran virus, namun minimal mencegah suatu ketika orang terjangkit virus menjadi sakit. 

Vaksinasi yang semula sempat menjadi kontroversi, pun terealisasi. Bahkan Presiden yang harus memulainya. Berbagai alasan penolakan dijawab pemerintah dengan segala keputusan ‘layak pakai’ dari lembaga terkait. Dan tak hanya itu, vaksinasi pun digratiskan. 

Yah, gratisnya vaksinasi, sudahlah tentu harus mengorbankan biaya dari sektor lain. Nilai gratis buat rakyat, sudahlah tentu harus dibayar oleh pemerintah kepada produsen, para distributor dan tenaga kesehatannya. Kurang lebih  seperti itulah bahasa subsidi dalam dunia pemerintahan. 

Subsidi program vaksinasi yang harus dibayarkan tersebut tentulah bukan hal yang mudah pemerintah. Pandemi yang melanda dunia, tak hanya menghantam sektor kesehatan, tapi melumpuhkan sendi-sendi ekonomi. Pelaku ekonomi menjerit, dan pemerintah merintih. Di Indonesia belanja modal pemerintah pusat harus mengalami refocusing dan relaksasi. Boleh jadi, ini menjadi solusi tepat, dengan kata lain, birokrasi di pusat benar-benar turut merasakan sulitnya ekonomi saat ini. 

Semoga vaksinasinya lancar dan sukses menekan angka pasien terjangkit, sehingga subsidi yang harus dibayarkan pemerintah tepat sasaran. 

Pemerintah boleh sedikit bernafas lega. Urusan vaksin mungkin sudah rampung. 

Namun, tak sampai sebulan, publik kembali terhenyak. Berbagai bencana alam terjadi di beberapa wilayah berbeda di Indonesia. Di Sumedang, bencana longsor menimbun hunian warga hingga menyebabkan korban jiwa. Di kalimantan selatan, banjir mengepung beberapa wilayah di bumi Banua itu. 

Terakhir kemarin, jerit tangis menggema dari Bumi Mandar. Provinsi sulawesi barat dilanda gempa berkekuatan 6,2 skala richter. Gempa yang meruntuhkan bangunan kantor gubernur Sulawesi Barat dan beberapa bangunan lainnya itu berpusat di kota Majene. Daerah yang pernah dipimpin tokoh hukum Baharuddin Lopa ini memang memiliki riwayat gempa sejak dulu. 

Pemerintah mungkin harus kembali bergerak sigap. Negeri ini sepertinya tak sedang baik-baik saja. Satu demi satu masalah bermunculan. Dibutuhkan kesabaran lebih menerima ujian ini. Semoga kita semua mampu melewatinya, karena kekuatan kita diuji ketika kita dicoba. Duka bangsa adalah duka kita…. Salam sehat

(***)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close