BIMATA.ID, JAKARTA- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan pemerintah menjamin akan memberikan vaksin virus corona secara gratis kepada seluruh warga yang tinggal di zona merah atau daerah risiko penyebaran Covid-19.
Tak hanya warga di zona merah, golongan warga tidak mampu juga bakal disasar pemerintah untuk program vaksinasi gratis. Kendati demikian, Nadia tidak merinci secara detail kriteria masyarakat kurang mampu yang disasar pemerintah bakal seperti apa.
“Pemerintah pasti akan menjamin kalau memang itu adalah masyarakat kurang mampu sesuai dengan prioritas sasaran vaksin, salah satunya masyarakat rentan yaitu masyarakat yang tinggal di daerah yang berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19 seperti di daerah zona merah dan pelaku perekonomian,” kata Siti.
Hingga saat ini pun, Nadia belum bisa memastikan besaran persentase warga terdampak Covid-19 yang bakal dikategorikan sebagai penerima vaksin gratis. Sebab, menurutnya saat ini pemerintah masih menggodok aturan dan petunjuk yang bakal memuat besaran jumlah dosis vaksin yang diberikan di setiap daerah Indonesia.
“Masih dalam perencanaan pelaksanaan, ya,” kata dia.
Sedangkan berdasarkan peta risiko oleh Satgas Covid-19 per Senin (14/12), tercatat sebanyak 47 kabupaten/kota masuk kategori zon merah, kemudian 371 daerah masuk zona oranye atau risiko penyebaran Covid-19 sedang.
Lalu 84 darah dikategorikan sebagai zona kuning atau risiko penyebaran covid-19 yang rendah, 6 daerah dikategorikan tidak ada kasus, dan 6 daerah sisanya dinyatakan sebagai daerah yang tidak terdampak Covid-19.
Nadia pun memaparkan setidaknya ada dua klaster lain yang bakal menerima vaksinasi skema pemerintah alias gratis. Yang pertama golongan tenaga kesehatan yang meliputi dokter, perawat, asisten tenaga kesehatan dan petugas penunjang.
Kemudian, yang kedua, vaksin juga bakal diberikan secara gratis kepada garda terdepan nonmedis seperti petugas pelayanan publik TNI/Polri, aparatur sipil negara, petugas pemadam kebakaran, dan petugas layanan publik lainnya.
Hingga saat ini belum diketahui data keamanan dan efikasi dari uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac. Hal ini berbeda dari Pfizer yang telah mengeluarkan data efikasi yaitu 90 persen efektif, dan Moderna dengan klaim tingkat efektifitas hingga 94,5 persen.
Di Indonesia, uji klinis vaksin Sinovac bekerja sama dengan Bio Farma dan Universitas Padjajaran baru tuntas pada Mei 2021 dan laporan awal pada Januari 2021.
(Bagus)