BIMATA.ID, Mojokerto – Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto memetakan, ada dua Kecamatan yang rawan terjadi kericuhan saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Mojokerto 2020. Dua kecamatan yang dimaksud adalah Sooko dan Ngoro.
“Titik rawan ada di Sooko dan Ngoro, yang dilihat dari Sooko ada lokasi KPU dan gudang logistik. Kalau Ngoro jarak tempuh dan juga perbatasan antara Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto. Di mana ini kita harus antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang ingin dilakukan oleh sekelompok orang yang ingin mengganggu keamanan, ketertiban dengan menyebar hoaks atau menyebar brosur gelap untuk menciptakan kondisi gaduh dalam Pilkada. Antisipasinya dengan patroli dan sebagainya,” ujar Kepala Polres (Kapolres) Mojokerto, AKBP Dony Alexander, saat apel bersama kesiapan pengamanan pemungutan dan hitung suara Pemilihan Bupati, Selasa (1/12/2020).
Mantan Kapolres Pasuruan Kota ini menjelaskan, jumlah personel pengamanan Pilkada Kabupaten Mojokerto kurang lebih 1000 Anggota. Personel ini terdiri Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Perlindungan Masyarakat (Linmas).
“Kami kerahkan 450 personel, yang mana ada bantuan keamanan dari rekan TNI, Satpol PP, dan juga Linmas. Untuk Linmas kurang lebih 300 di Kabupaten Mojokerto dan akan disebar. Sistem pengamanan TPS ada aman, sedang, dan rawan. Setiap TPS dijaga 6 personel dari Polri, TNI, Satpol PP, dan Linmas,” jelas AKBP Dony.
Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 2000 ini juga menjamin, bahwa keamanan dalam pelaksanaan kegiatan Pilkada Kabupaten Mojokerto dengan mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
“Kepada seluruh warga masyarakat, kami Polri, TNI, Pemerintah, stakeholder terkait, para alim ulama menjamin keamanan Pemilukada dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Mohon kerjasamanya, bantuannya agar semua bisa menciptakan kondisi kondusif supaya pesta demokrasi ini berjalan damai, aman, dan sejuk,” tandas AKBP Dony.
[MBN]