BIMATA.ID, JAKARTA- PT Nestle Indonesia bekerja sama dengan PT Tasma Bioenergy Indonesia (Berkeley Energy Commercial Industry Services – BECIS) untuk membangun biomass boilers.
Fasilitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ini akan dibangun di kawasan pabrik Nestle di Kejayan, Jawa Timur, dan Karawang, Jawa Barat.
CEO Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar mengatakan bentuk sama yang dilakukan adalah pembelian energi uap hasil biomass boilers selama 15 tahun. Adapun, pembangunan biomass boilers akan rampung pada 2021.
“Penanganan perubahan iklim tidak bisa menunggu dan begitu juga dengan kami. Ini sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang bisnis kami,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (15/12/2020).
Ganesan menghitung kerja sama tersebut akan mengurangi emisi gas rumah kaca perseroan hingga 29.000 tCO2e per tahun. Nestle menargetkan seluruh fasilitas produksi hanya akan menggunakan EBT pada 2025.
Dalam Peta Jalan Nestle Net Zero, seluruh fasilitas produksi Nestle di dunia akan mengeluarkan emisi karbon hingga 9,7 juta ton tCO2e pada 2030. Namun, angka tersebut dapat turun ke level 3,8 juta ton tCO2e pada 2030 dengan penggunaan energi panas terbarukan. Peningkatan kontribusi energi EBT dapat mengurangi emisi karbon hingga 1,8 juta ton tCO2e pada 2030. Pada 2025, Nestle menargetkan dapat mengurangi emisi karbon sebanyak 20 persen pada 2025, salah satunya dengan menggunakan EBT.
“Pada September 2019, kami menetapkan ambisi yang berani untuk mencapai net zero emisi karbon pada 2050. Keberhasilan kami bergantung pada kerja sama dengan banyak organisasi lain dan pada lingkungan yang mendukung, di mana mitra nasional dan internasional bertindak bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik,“ ucapnya.
Managing Director BECIS Saku Rantanen mengatakan kerja sama dengan Nestle Indonesia merupakan tonggak penting bagi pihaknya. Adapun, pihaknya menyambut baik langkah Nestle Indonesia untuk melakukan kerja sama jangka panjang dengan BECIS.
(Bagus)