BIMATA.ID, Jakarta — Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, menyatakan dalam sebuah survei yang dilakukan, sebanyak 94,75% sekolah responden belum menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
Hanya ada sekitar 5,25% saja yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka dengan system campuran antara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Berkaitan dengan sarana mencuci tangan, 91,96% responden yang sekolah sudah buka menyaksikan ada wastafel atau tempat cuci tangan di sekolahnya dengan bentuk beragam, dan hanya 8,04% yang menyatakan tidak ada wastafel atau tempat cuci tangan dalam bentuk apapun di sekolahnya,” terang Retno Listyarti, Rabu (30/12/2020).
Sedangkan sarana berupa bilik disinfektan, Retno menyatakan 67,31% responden yang sekolahnya sudah tatap muka menyatakan tidak pernah menyaksikan ada bilik disinfektan di sekolahnya.
“Namun sekitar 32,69% responden menyatakan ada bilik disinfektan di sekolahnya,” tuturnya.
Retno menambahkan, agenda sosialisasi protocol/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah sangatlah penting sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.
“Sekolah yang sudah dibuka, para siswanya menyatakan bahwa 47,33% pernah melihat dan membaca ketentuan protocol kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) secara tertulis yang ditempel di lingkungan sekolah,” kata Retno.
Namun sayangnya, jumlah yang lebih besar yaitu 52,67% para responden menyatakan belum pernah melihat Protokol kesehatan/SOP AKB tersebut ditempel di lingkungan sekolah.
[oz]