EkbisEkonomiNasionalOpini

Konglomerat RI Yang Masuk & Terdepak Dari Orang Terkaya

BIMATA.ID, JAKARTA- Pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan kegiatan ekonomi rupanya juga berimbas pada komposisi orang terkaya di Tanah Air. Kondisi ini membuat setengah dari konglomerat besar dalam daftar orang terkaya harus tersingkir dari daftar orang terkaya yang dibuat oleh majalah Forbes setiap tahunnya itu.

Mayoritas mereka berasal dari industri transportasi seperti pelayaran dan penerbangan.

Namun, ada juga beberapa orang yang berhasil naik ke posisi manusia paling tajir itu. Mereka yang masuk ke dalam daftar ini menguasai beberapa usaha yang cukup booming di masa pandemi ini seperti makanan, cat, dan teknologi.

Lantas siapa saja yang masuk dan terdepak dari posisi orang paling kaya ini. Berikut daftarnya, :

A. MASUK

1. Handojo Santosa

Handojo berada di posisi ke-38 daftar orang paling kaya di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 735 juta. Handojo Santosa adalah pemilik saham mayoritas Japfa yang terdaftar di Singapura.

Japfa merupakan produsen makanan pokok protein, makanan kemasan, dan produk susu salah satunya susu segar dengan merek Greenfields.

Pada Juli 2020, Japfa menjual 25% sahamnya di unit produk susu Cina AustAsia Investments seharga US$254 juta kepada raksasa susu Jepang Meiji.

2. Wijono dan Hermanto Tanoko

Menempati posisi ke-39 dengan kekayaan US$ 700 juta, mereka merupakan pemilik perusahaan cat swasta Avian. Perusahaan cat domestik itu merupakan yang terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 1978 oleh ayah mereka Soetikno Tanoko. Di bawah keluarga keluarga Tanoko, Avian telah berkembang ke industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG), properti, dan ritel.

3. Jerry Ng

Duduk di posisi ke-44 dengan kekayaan US$ 600 juta, bankir veteran Jerry Ng yang memiliki pengalaman lebih dari tiga dekade, mendapatkan kekayaannya dari saham Bank Jago.

Bank Jago yang diakuisisi pada 2019 menjadi bank digital dan ingin bekerja sama dengan perusahaan teknologi finansial kecil dan menengah. Sebelumnya, Jerry Ng memegang posisi teratas di Bank Danamon Indonesia dan Bank Central Asia (BCA). Bahkan hingga Februari 2019 ia masih menjabat sebagai Direktur Utama Bank BTPN.

4. Susanto Suwarto

Menempati posisi ke-50 dengan kekayaan bersih US$ 450 juta, Susanto Suwarto adalah salah satu pendiri Elang Mahkota Teknologi (Emtek) yang didirikan pada 1983 sebagai penyedia layanan PC dan peralatan komputer. Saat ini bisnis Emtek meliputi solusi IT, media dan telekomunikasi.

Dengan gelar di bidang elektronika dan teknik telekomunikasi, Suwarto mendapatkan kekayaannya dari saham minoritas di Emtek.

B.TERSINGKIR

1. Aksa Mahmud

Pria asal Makassar yang merupakan pendiri Bosowa Corp ini terdepak dari daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Tahun lalu, ia menempati posisi ke-44 dengan kekayaan bersih US$ 740 juta.

2. Kusnan dan Rusdi Kirana

Kakak beradik Kusnan dan Rusdi Kirana juga keluar dari daftar konglomerat versi Forbes di tengah pandemi. Perusahaan maskapai Lion Air yang mereka kelola menderita karena anjloknya perjalanan udara akibat pembatasan perjalanan dalm rangka menanggulangi pandemi Covid-19.

Tahun lalu, mereka menempati posisi ke-38 dengan kekayaan US$ 835 juta

3. Donald Sihombing

Donald merupakan pemegang saham terbesar PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS). Pada 2018 harga saham Totalindo sempat mencapai Rp 990 per saham. Pada harga saham tersebut, nilai kapitalisasi saham Totalindo sempat mencapai Rp33 triliun.

Ia terdepak dari daftar setelah pada tahun lalu menempati posisi ke-34 dengan kekayaan US$970 juta.

4. Kardja Rahardjo

Kardja Rahardjo menjalankan perusahaan pelayaran Pelayaran Tamarin Samudra, yang didirikannya pada tahun 1998. Perusahaan ini menyediakan layanan sewa kapal dan memiliki berbagai macam klien termasuk Perusahaan Minyak Lepas Pantai Nasional China (CNOOC) yang baru-baru ini masuk daftar hitam pemerintah Amerika Serikat (AS). Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Mei 2017 dan saat itu memiliki hampir 80% saham.

Tahun lalu ia berada di posisi ke-31 dengan kekayaan bersih US$ 1,02 miliar.

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close