BeritaPendidikanPolitik

Himmatul Aliyah Ajak Guru Wujudkan Indonesia Cerdas Dan Berakhlak Mulia

BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), Himmatul Aliyah, mengajak para guru untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia cerdas dan berakhlak mulia sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 31 Ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi pembicara dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar yang terselenggara atas kerja sama MPR RI dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi DKI Jakarta, di Aula Rumah Jabatan Anggota (RJA), Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/12/2020).

“Saya mengajak kepada para guru agar implementasi Pasal 31 Ayat 3 menjadi gerakan kita bersama dalam dunia pendidikan untuk membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia,” kata Himmatul, Kamis (17/12/2020).

Pasal 31 Ayat 3 UUD 1945 menyatakan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang (UU).

Dengan begitu, Srikandi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini menegaskan, agar dapat mewujudkan tujuan pembangunan pendidikan nasional, maka diperlukan sinergisitas yang baik antara guru dan Pemerintah RI.

“Pasal ini adalah kewajiban dan tanggung jawab kita semua. Ini juga tanggung jawab Bapak dan Ibu sebagai guru karena terkait sistem pendidikan. Juga tanggung jawab saya sebagai Anggota Komisi X yang harus terus-menerus mengawasi Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” tegas Himmatul.

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menjelaskan, bahwa guru, lingkungan, dan penerapan peraturan merupakan faktor yang sangat penting untuk membentuk karakter anak.

Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi DKI Jakarta II ini menyampaikan, sejumlah karakter negatif akan memecah belah persatuan. Oleh karenanya, perlu dibangun nilai-nilai positif, seperti kejujuran, cinta tanah air, patriotisme, dan menjunjung tinggi budaya.

“Dalam kegiatan karnaval setiap 17 Agustus misalnya, anak-anak tidak hanya sekadar memakai baju pahlawan, tetapi juga diajak mengenal lebih dekat karakter tokoh pahlawan yang berjuang untuk Indonesia. Sehingga, mereka dapat menghargai perjuangan para pahlawan,” ujar Himmatul.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close