Bimata

Bank Tani di Banyuwangi, Berkonsep Agribisnis Pertanian

BIMATA.ID, JAKARTA- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meresmikan secara langsung bank tani yang terletak di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Camat Kalipuro Hendry Suhartono menjelaskan bank tani yang dikembangkan di Desa Bulusari tersebut memiliki konsep agribisnis pertanian. Di mana bank tani melayani simpan pinjam produk pertanian hingga pemberdayaan petani desa setempat.

“Simpan pinjam yang dilakukan di bank tani ini nantinya bukan simpan pinjam uang sebagaimana bank pada umumnya. Tapi bank tani memberikan pinjaman berupa produk yang menjadi kebutuhan pertanian seperti puput, bibit hingga alat-alat pertanian seperti sprayer, traktor dan sebagainya,” jelas Hendry.

“Kalau butuhnya pupuk ya pengajuan ke banknya pupuk, cairnya pupuk. Lalu kalau butuhnya bibit ya pengajuannya bibit, cairnya juga berupa bibit, yang pasti bukan dalam bentuk uang. Cara ini menjamin pinjaman petani digunakan sesuai kebutuhan, tidak untuk kebutuhan lainnya,” tambahnya.

Kepala Desa Bulusari Mukhlis menjelaskan bahwa selama ini desa ini tidak memiliki pasar sebagai tempat bertransaksi warga menjual dan membeli hasil bumi. Imbasnya, banyak hasil panen warga tidak terdistribusikan dengan baik, dan seringkali dimanfaatkan oleh tengkulak.

“Pemdes melalui Bumdes akhirnya bergerak mendirikan bank tani. Bank ini akan memberikan pinjaman kepada warga sesuai yang dibutuhkan. Selain itu, juga siap menampung hasil panen warga sesuai harga pasar,” kata Mukhlis.

Ditambahkan Eko Mulyanto Kasi Pemberdayaan dan Kesra Kecamatan kalipuro yang juga pencetus bank tani bahwa nantinya juga tidak akan sekedar memberikan pinjaman saja tapi juga memberikan arahan dan pendampingan budidaya tanaman pertanian yang baik dan benar bagi petani.

“Jadi misalkan ada petani yang minta bibit jagung, padahal beberapa bulan kedepan prospek jagung sedang tidak bagus, maka bank tani akan memberikan alternatif dan pandangan untuk menanam bibit yang lain misalnya pisang atau lainnya yang prospeknya bagus,” terangnya.

Lebih uniknya lagi, petani juga membayarnya dengan produk pertanian.

“Jadi untuk membayar pinjaman tadi, petani juga membayar dengan produk pertanian jadi bisa diistilahkan barter. Bisa dengan padi, kelapa atau bahkan sayur mayur. Atau kalau punya ternak ayam, bisa juga membayar dengan ayam,” terang Eko.

Namun, dari manakah bank tani bisa mendapatkan dana untuk pengadaan produk pinjaman kebutuhan petani hingga pengembangan usaha? Ada sejumlah skema dalam hal ini. Salah satunya, sebagai modal awal bank tani mendapatkan dana penyertaan dari badan usaha milik desa (BUMDES).

“Bank tani juga mengembangkan lahan pertanian. Selain sebagai pemasukan, juga untuk memberdayakan petani yang tidak memiliki tanah. Saat ini lahan yang siap diolah merupakan tanah kas desa seluas 3,7 hektar,” jelas Eko.

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik dan memberikan apresiasi atas inovasi bidang pertanian dari Desa Bulusari tersebut. Anas berharap bank tani yang diresmikan itu akan berkembang dan memberikan manfaat bagi para petani.

“Pemda akan senantiasa mendukung inovasi yang untuk mendorong kesejahteraan petani di daerah. Semoga bank tani bisa dimplementasikan denga baik, sehingga nantinya apabila sudah sukses di Desa Bulusari bisa diduplikasi di desa-desa lainnya,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

 

(Bagus)

Exit mobile version