Bimata

Sepi Tanggapan, Pelawak Sleman Curhat Ke DWS

Pilkada Sleman

BIMATA.ID, Sleman – Puluhan perwakilan pelawak asal Sleman yang tergabung dalam Paguyuban Pelawak Sleman menumpahkan keluh kesahnya saat bertemu dengan Calon Bupati Sleman nomor urut 1, Danang Wicaksana Sulistya (DWS) di Puri Mataram Resto, Dusun Drono, Tridadi, Sleman, Senin, 16 November 2020.

Seperti yang dikeluhkan oleh Dwi Sasono alias Risang, pelawak asal Kalasan yang mengungkapkan kekesalannya kepada Pemerintah Sleman karena dianggap pilih kasih dalam memperlakukan pelaku seni tradisional.

“Mas Danang, tolong, kalau besok njenengan (terpilih) jadi bupati, setiap ada pentas kesenian dari Pemda, tolong kita- kita ini seniman pinggiran diajak. Jangan oknum- oknum itu saja yang diajakin terus,” ujar Risang.

Senada dengan Risang, kekesalan yang sama juga diungkapkan oleh Sukirno alias Sukir Iwak Gasir, sesepuh Paguyuban Pelawak Sleman.

“Memang ada kesan pilih kasih yang kami rasakan, Mas Danang. Mosok tiap ada pentas (yang diadakan oleh Pemda), yang diajak mesti oknum yang itu- itu saja,” kata Sukirno kepada DWS.

Selain itu, Sukirno juga mengeluhkan nasib yang dialaminya bersama teman- temannya yang tidak mendapatkan pekerjaan manggung selama Pandemi Covid-19.

“Memang ada beberapa teman pelawak yang memiliki profesi lain seperti pegawai negeri dan petani. Kalau yang punya pekerjaan lain mungkin tidak terlalu merasakan. Tapi, bagi teman- teman yang hanya mengandalkan penghidupan dari tanggapan (undangan pentas), sangat terasa dampak korona (Pandemi Covid-19),” tambah Sukirno.

Sukirno menambahkan, selama Pandemi Covid-19, dirinya dan beberapa pelawak Sleman memang mendapatkan undangan pentas secara daring, namun dirinya mengaku honor yang diterima jauh dibawah honor undangan pentas secara luring. Menurut Sukirno, saat ini ada 60 pelawak yang yang tergabung dalam Paguyuban Pelawak Sleman. 

Kepada DWS, Sukirno berharap jika dirinya bersama pasangan Calon Wakil Bupati R. Agus Choliq (ACH) diberi amanah untuk memimpin Sleman mendatang, agar lebih memperhatikan nasib seniman pinggiran seperti dirinya.

“Tolong pemda (Sleman) sering menyelenggarakan pentas, dan jangan pilih kasih. Tolong semua seniman tradisional, khususnya lawak yang ada di Sleman dilibatkan,” harap Sukirno.

Rilis/Marendra/Usman

Exit mobile version