BIMATA.ID, Jakarta – Setelah kembali tiba di Indonesia, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) menyerukan revolusi akhlak dan mewacanakan rencana reuni 212 di Desember nanti.
Mengenai hal tersebut, Ketua MPC Pemuda Pancasila Jakarta Pusat, Royan Khalifah menilai, ajakan HRS itu tidak diperlukan di Indonesia saat ini.
“Tidak perlu adanya revolusi apapun di negara Indonesia ini,” demikian komentar Royan Khalifah, Jakarta, Sabtu, (21/11/2020).
Menurut Royan, seluruh masyarakat Indonesia sudah hidup damai secara berdampingan, tanpa ada agama manapun yang dizalimi oleh pemerintah. Contohnya, umat muslim bisa hidup damai dalam beribadah tanpa ada larangan dari manapun.
“Kita masih bisa salat, puasa, mengaji, berhaji dan umroh dengan leluasa. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk menghormati pemimpin dan melarang kita menghina terlebih mengkudeta Presiden selagi kita tidak dilarang untuk beribadah,” terang Royan.
Royan pun mengimbau segenap elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga kerukunan dan kedamaian di Indonesia. Jangan sampai, katanya, Indonesia menjadi seperti Suriah atau negara Arab lainnya yang saling berperang sehingga merugikan rakyat sendiri.
Kritikan lain terkait rencana Reuni 212 juga datang dari Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto. Ia mengatakan, seharusnya teman-teman PA 212 perlu memahami pandemi corona yang sampai saat ini masih melanda dunia dan juga Indonesia.
“Rencana menggelar reuni 212 jangan sampai meningkatkan angka penularan Covid-19. Jika HRS tetap memaksakan road show untuk seruan reuni 212, maka itu adalah tindakan dari pembangkangan sipil (civil disobedience),” ujar Hari Purwanto.