BIMATA.ID, JAKARTA- Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) pada November ini untuk melakukan antisipasi atau mitigasi inflasi terhadap kelompok makanan yang menjadi faktor pendorong angka inflasi Aceh bulan lalu menjadi tinggi.
“Kenikan harga cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, dan cumi-cumi pada bulan lalu membuat inflasi Aceh cukup sebesar mencapai 2,36 persen itu, di atas rata-rata nasional sebesar 1,44 dan di Sumatera sebesar 1,05 persen, “ kata Nova Iriansyah dalam pidato pengarahan saat rapat TPID se-Aceh secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, Kamis (12/11) di Banda Aceh.
Untuk menekan laju angka inflasi pada November ini, kata Nova, ada empat hal yang perlu dilakukan TPID Aceh.
Pertama melakukan pemantauan stok dan produksi komoditas bahan makanan, khususnya komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan secara disiplin.
Kedua meningkatkan kelancaran distribusi barang kepada masyarakat melalui Toko Tani Indonesia dan toko lainnya.
Ketiga melakukan upaya pencegahan praktik penimbunan bahan pangan melalui kerja sama TPID dengan Satgas Pangan Aceh yang diketuai Direskrimsus Polda Aceh.
Keempat nmendorong peningkatan stok barang untuk menjaga ekspektasi pasar dengan optimalisasi program Sistem Resi Gudang (RSG).
Sementra itu, Kepala BI Aceh, Achris Sarwani mengatakan, inflasi Aceh pada Oktober lalu tinggi, disebabkan kenaikan harga cabai merah, yang memberikan sumbangan persentase cukup besar mencapai 44,75 persen, kemudian bawang merah sebesar 17,69 persen, cumi-cumi sebesar 8,84 persen, daging ayam ras sebesar 2,5 persen, udang basyah 1,48 persen, dan sementara beras cukup kecil, hanya 0,16 beras.
Komoditi pendukung angka inflasi Aceh tinggi, ungkap Achris Sarwani, pada umumnya jenis komoditi yang pengendalian tidak pada pemerintah.
Misalnya cabe merah, bawang merah, cumi-cumi dan daging ayam ras. Sementara beras yang stoknya ada pada Bulog, sumbangan inflasinya bulan lalu tergolong rendah.
Asisten II Setda Aceh, H T Ahmad Dadek mengatakan, Pemerintah Aceh sudah merencanakan pembentukan Badan Usha Milik Daerah yang bergerak dalam bidang usaha pengadaan pangan.
Salah satu fungsi dari BUMD itu, akan menampung hasil panen bawang merah, bawang putih, cabe merah petani untuk disimpan dan pada saat harganya tinggi, disalurkan untuk stabilisasi harga.
“Dengan demikian, angka inflasi Aceh dari kelompok makanan bisa lebih terkendali,”ujar Dadek.
(Bagus)