Bimata

Jaringan Kiai Tahlil, Dukung Kustini Danang

Pilkada Sleman

BIMATA.ID, SLEMAN — Dukungan Jaringan Kiai Tahlil (JKT) Sleman kepada pasangan Bupati- Wakil Bupati Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa merupakan bentuk pengabdian pada nilai khittah Nahdlatul Ulama. Hal itu disampaikan Dewan Penasihat JKT, KH Abdulloh Khadziq Fauzan saat deklarasi Jaringan Kiai Tahlil Sleman Barat di Kopi Njongke, Sendangadi, Mlati, Minggu 8 November 2020.

“Kehadiran JKT beberapa minggu ini sudah bisa mewarnai politik di Sleman. Yang mana makna khitah NU secara utuh tidak untuk berpolitik praktis dan NU harus bisa berada diatas semua partai politik. Semoga kita menjadi garda revolusioner untuk mengembalikan kejayaan NU sesuai khitah khususnya di Sleman,” ungkapnya.

Deklarasi Jaringan Kiai Tahlil Sleman Barat dihadiri sejumlah kiai NU dan ulama dari 9 Kapanewon mulai dari Mlati, Sleman, Gamping, Godean, Pakem, Tempel, Turi, Moyudan dan Minggir. Antara lain K.H. Ariful Haq dari pondok Al-Mubarok Kendal Turi, Gus Rosyid Tempel, Gus Daniel PP Miftahul Huda Tempel, Gus hamzah ,Gus Yunas Tri Wibowo, Gus Cecep Supriyadi, H. Tukiman K. Baidhowi dari Godean dan Gus Abdul Jabar dari Seyegan .

Dikatakan, Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi keumatan harus turut serta dalam upaya membantu program pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu Nahdlatul Ulama secara khitah tidak terikat dengan satu partai saja, melainkan ada di semua partai dengan membawa perjuangan yang sama.

“JKT ini adalah wadah untuk menampung semua aspirasi dari jamaah NU. NU jangan hanya menjadi penonton, tetapi juga bisa ikut berperan membantu pemerintah untuk kemaslahatan umat. Dan untuk Pilkada Kabupaten Sleman 9 Desember mendatang, kita mendukung Kustini-Danang,,” jelasnya.

Sementara, Ketua Jaringan Kiai Tahlil Sleman, Maktuf Salafi menuturkan gerakan kultural NU tersebut sudah berjalan di wilayah Sleman Timur seperti di Ngemplak, Berbah dan Kalasan. Harapannya setelah wilayah JKT Sleman Barat dideklarasikan, bisa bergerak ke jamaah masing-masing untuk mengenalkan dan memenangkan Kustini-Danang.

“Kami sudah turun ke masyarakat dengan konsep sambang jamaah. Kami menjaring seluruh aspirasi jamaah dan ternyata respons yang diberikan sangat bagus. Lebih dari 86 kelompok jamaah yang meminta untuk bertemu langsung dengan Kustini-Danang,” tandasnya.

Sambang jamaah menurut Maktuf Salafi sudah mulai dilakukan dengan lima sampai sepuluh agenda setiap harinya. Dengan massifnya gerakan kultural kiai tahlil dan kiai kampung yang terlibat dalam JKT, diharapkan mampu semakin banyak membawa jamaah NU yang mendukung Kustini-Danang.

“Dengan semakin antusiasnya warga dan kultural NU yang terlibat merupakan bukti ijtihad sejumlah kiai dan ulama dengan Jaringan Kiai Tahlil benar dirasakan manfaatnya oleh jamaah Nahdlatul Ulama. Dengan sifat amanah Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa, jika terpilih nanti Pemerintah Kabupaten Sleman dan Nahdlatul Ulama bisa bersinergi untuk membangun Sleman yang lebih baik dan bermaslahat untuk masyarakat.,” tegasnya.

Pesan dan semangat yang digaungkan oleh Jaringan Kiai Tahlil juga diterima dengan baik di kalangan kultural Nahdlatul Ulama ditunjukkan dengan hadirnya gerakan aksi silat muslimin Indonesia (Gasmi) Sleman, Paguyuban Pencak Dor Jogja Utara serta Pagar Nusa Sleman dalam deklarasi JKT Sleman Barat.

“Kami sangat berharap muncul atlit-atlit beladiri di Sleman yang bisa bersaing di Nasional. Dan keinginan itu sama dengan visi Kustini-Danang dalam hal pembinaan anak-anak muda,” imbuh Gus Niar selaku Ketua Paguyuban Pencak Dor Jogja Utara.

Sementara, Kustini Sri Purnomo dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi atas derasnya dukungan yang mengalir dari gerakan kultural warga NU. Dirinya dan Danang Maharsa memastikan ke depan akan mengakomodir kegiatan keagamaan di Kabupaten Sleman agar berjalan dan semakin berkembang.

“Kita akan mengakomodir pembangunan ke depan, yakni meningkatkan hibah organisasi, tali asih Rois, bantuan pembangunan pondok perizinan bangunan rumah ibadah. Semua ini adalah wujud komitmen kami yang tertuang dalam program dengan harapan kegiatan keagamaan di Kabupaten Sleman terus ada dan maju,” tandasnya.

Dilanjutkan Kustini Sri Purnomo, dengan konsepnya dalam mewujudkan Kabupaten Sleman yang tangguh, cerdas, unggul, sejahtera dan berjiwa gotong-royong, ia meminta kepada kiai dan ulama NU untuk menyampaikan pesan sesarengan mbangun Sleman.

“Kita tidak ingin momentum Pilkada ini malah menjauhkan kita semua. Karena membangun Sleman harus dilakukan tidak hanya oleh pemerintah daerah namun juga dengan masyarakatnya. Untuk Sesuai dengan slogan kami, sesarengan mbangun Sleman untuk Kabupaten Sleman yang lebih maju dan lebih sejahtera,” terangnya.

Exit mobile version