BIMATA.ID, JAKARTA — Konsep revolusi akhlak yang digaungkan Rizieq Shihab kepada umat Islam dan kepada pemerintah mendapat tanggapan dari aktivis muda Islam, Razikin.
Menurutnya revolusi akhlak Rizieq Shihab bukan sesuatu yang baru dan tidak ada yang original. Secara doktrinal, masalah telah inheren dalam sikap dan perilaku ummat dan pemerintah sendiri telah menjadikan konsep akhlak sebagai panduan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Hal itu bisa dilihat seperti yang dijalankan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam mereformasi perusahan-perusahan Negara.
“Pak Erick menitikberatkan pada sikap dan mentalitas para pimpinan atau karyawan untuk menciptakan Good Corporate Governance,”Kata magister politik UI ini melalui keterangan tertulisnya, 14 November 2020
Lanjut Razikin yang juga Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini menegaskan, kalau hari ini Rizieq Shihab menggembar-gemborkan revolusi akhlak, itu sudah terlambat, dan kelihatannya Rizieq Shihab kehabisan “tema” sebagai instrumen propagandanya, sehingga mendaur ulang konsep revolusi akhlak. Sementara pemerintah telah menjalankannya.
“Jadi, kalau kita konsisten, Nabi Muhammad SAW sendiri telah memberikan contoh bagaimana kita bersikap ketika menghadapi perbedaan, Nabi Muhammad tidak pernah marah, apalagi mencaci maki orang lain meski itu penjahat sekalipun, tidak menyusahkan orang lain. Kita sebagai umatnya, harus sungguh-sungguh meneladaninya dan kesungguhan meneladani Rasulullah itulah yang disebut dengan revolusi akhlak,”tegas Razikin
Intinya konsep revolusi akhlak itu jika di elaborasi dan diterjemahkan dalam konteks yang lebih luas pada kehidupan berbangsa dan bernegara bisa bermakna kepatuhan dan ketaatan serta Istiqomah menaati peraturan yang berlaku.
“Ucapan dan tingkah laku mencerminkan perdamaian, persahabatan, tidak menebar permusuhan, dan jika ditelaah lebih mendalam konsep revolusi mental Pak Jokowi sarat dengan nilai-nilai akhlak,” tutup alumni UIN Alauddin Makassar ini.
Rilis/Usman