BIMATA.ID, Jakarta- Bidikan atlet difabel panahan Solo, Supriyatno, semakin tajam. Pada latihan keseharian, skor dia rata-rata di bawah 280 poin untuk tembakan 36 anak panah. Namun pada tes prestasi atlet yang diselenggarakan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Surakarta, Rabu (4/11), skornya meningkat.
“Pada sesi pertama tes, skor saya 284 poin. Nilai tersebut semakin baik pada tes sesi kedua, yakni 297 poin,” kata Supriyatno, usai menjalani tes yang digelar di lapangan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) atau dikenal sebagai RC Prof Dr Soeharso Solo.
Menurutnya, skor tersebut bisa ditingkatkan lagi. Lebih-lebih jika dirinya mengikuti latihan intensif guna menghadapi sebuah event, seperti Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas). Biasanya, pepanah senior yang sering memperkuat tim NPCI Jateng itu bisa mencapai skor lebih dari 300 poin di arena Peparnas. “Tapi sayap busur saya, baru seminggu ini ganti, sehingga perlu penyesuaian peralatan,” tutur dia.
Ketua Umum NPCI Surakarta Bangun Sugito didampingi salah seorang panpel tes prestasi, Sutrisno mengungkapkan, skor bidikan Supriyatno yang terus meningkat menunjukkan kemampuan pepanah tersebut tetap terjaga. Memang, selama beberapa bulan terakhir sang atlet turut berlatih rutin berbarengan dengan atlet-atlet pelatnas di lapangan BBRSPDF.
“Jadi tes prestasi ini, sekaligus guna memacu persiapan para atlet Solo yang akan menghadapi seleksi tim NPCI Jateng dalam menyongsong Peparnas 2021,” jelas Sugito.
Selain panahan, tes prestasi juga digelar untuk para atlet cabang bowling di Bengawan Sport, Rabu (4/11) sore. Sebelumnya, tes diperuntukkan untuk atlet-atlet catur (Minggu, 1/11), renang (Senin, 2/11) dan atletik (Selasa, 3/11). “Selanjutnya masih ada tes prestasi untuk cabang tenis meja, bulutangkis dan boccia. Tes ini sekaligus untuk memacu munculnya bibit-bibit potensial dalam rangka regenerasi atlet Solo,” tambahnya.
FID