Nasional

Bang Yos Menanggapi Soal Konvoi Kopassus TNI di Markas FPI, Kita Belum Segenting Itu

BIMATA.ID, Jakarta – Mantan Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) Letjen (Purn) Sutiyoso akhirnya ikut buka suara menyampaikan pandangannya soal ikut terlibatnya prajurit TNI dalam penertiban baliho pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Pria yang akrab disapa Bang Yos menjelaskan, pengerahan TNI sebagai langkah terakhir jika satuan lain tak bisa menyelesaikannya Pangdam Jaya merupakan salah satu dari tiga unsur yang bertanggungjawab di Ibu Kota Selain Pangdam Jaya, ada Gubernur DKI Jakarta dan Kapolda Metro Jaya.

“Baliho itu kan ada perda-nya. Tempatnya di mana, ukuran mana, pajak berapa, itu kan tidak bisa sembarangan. Gitu kan. Nah, kalau itu salah ya diturunkan. Diturunkan, dipasangkan lagi, ya turunkan lagi. Itu sudah cukup Satpol PP,” kata Bang Yos, Senin (23/11/2020).

Mantan Gubernur DKI itu kemudian mengatakan jika ada baliho melanggar perda dengan konsekuensi hukum maka kepolisian bisa turun tangan untuk mengusut. Fase berikutnya, jika Polda Metro tak sanggup maka TNI turun tangan. Namun, itu pun harus ada ukurannya.

Dia menceritakan pengalamannya saat menjabat Pangdam Jaya pada 1996. Ketika itu ada peristiwa 27 Juli 1996 atau yang dikenal Kudatuli. Sebagai Pangdam, Jaya, saat itu ia dapat instruksi dari Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung untuk mengambil alih karena Polda Metro Jaya sudah tak sanggup.

“Kalau sudah dan gagal semua, katakan tidak tembus semua baru lah TNI ambil alih. Dan itu sudah ada contohnya saat saya Panglima itu peristiwa 27 Juli. Daerah Polda sudah dianggap tak sanggup lagi maka panglima memerintahkan saya ambil alih. kan itu ceritanya,” ujar Bang Yos.

Terkait itu, ia menilai dalam polemik penurunan baliho perlu langkah-langkah halus terlebih dulu. Ia menyinggung dalam langkah ini seperti operasi penggalangan.

“Bagaimana pun atau siapa pun itu semua rakyat kita. Di dalam keluarga, itu ibaratnya anak-anak kita, macam modelnya ada yang nakal, ada yang alim. Nah, yang nakal kita kasih tahu,” tutur Bang Yos.

Namun, jika tak bisa maka ada cara keras tapi tetap terukur sesuai aturan.

“Kalau tak tembus baru kita melakukan penggalangan dengan cara-cara keras. Tentu cara keras yang saya maksud itu dengan terukur sesuai hukum yang berlaku itu seperti apa,” jelas Bang Yos.

Pun, ia menanggapi turun tangannya Pasukan Komando Operasi Khusus atau Koopsus dengan kendaraan taktisnya dengan mendatangi ke markas FPI di Petamburan, Jakarta. Ia heran karena situasi Jakarta tak genting.

“Apalagi sampai mengerahkan Pasukan Khusus. Pasukan khusus itu amat-amat barang mahal. Itu hanya ditugaskan kepada sebuah sasaran yang niscaya tidak bisa dilakukan satuan lain. Itu pasukan khusus maju. Kita belum segenting itu,” tutur nya.

[oz]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close